BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehadiran gulma pada suatu pertanaman berkaitan dengan deposit biji gulma di dalam tanah. Biji gulma dapat tersimpan dan bertahan hidup selama puluhan tahun dalam kondisi dorman, dan akan berkecambah ketika kondisi lingkungan untuk perkecambahan dapat terpenuhi. Untuk perkecambahan biji gulma perlu cahaya, air, oksigen dan kelembaban. Terangkatnya biji gulma ke lapisan atas permukaan tanah maka akan mendapatkan cahaya dan oksigen, serta tersedianya kelembaban yang sesuai untuk perkecambahan mendorong gulma untuk tumbuh dan berkembang.
Faktor yang paling penting dalam suatu populasi gulma di suatu daerah pertanian atau habitat-habitat lainnya adalah biji-biji gulma yang berada dalam tanah yang dihasilkan oleh gulma yang tumbuh sebelumnya.
Pada kebanyakan lahan pertanian terdapat biji-biji gulma yang sewaktu-waktu dapat berkecambah dan tumbuh bila keadaan lingkungan menguntungkan. Banyaknya biji-biji gulma dalam tanah (seed bank) merupakan gabungan dari biji-biji yang dihasilkan oleh gulma sebelumnya dan biji-biji yang masuk dari luar dikurangi dengan biji yang mati dan berkecambah serta biji yang terbawa ke luar. Biji-biji yang berasal dari luar daerah sumbangannya tidak berarti dalam menentukan ukuran seed bank, dibandingkan dengan biji-biji yang dihasilkan oleh gulma sebelumnya. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa banyaknya biji gulma dalam tanah bervariasi antar habitat. Lahan-lahan pertanian yang digunakan secara intensif umumnya mempunyai simpanan biji dalam tanah yang lebih besar dibanding lahan-lahan yang baru dibuka.
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui kemampuan reproduksi gulma
2. Mahasiswa dapat memahami ketahanan biji atau bagian tubuh gulma yang digunakan sebagai perbanyakan diri bagi gulma
BAB II
BAHAN DAN METODE
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Praktikum simpanan biji gulma ini di lakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru dan praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 05 November 2014 pukul 16:00 WIB
B. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain adalah: Tanah gambut (area terbuka, area pertanaman dan hutan sekunder) dan air.
Alat yang digunakan adalah: polybag, cangkul, kamera digital, gembor, label dan alat tulis.
C. Cara Kerja
1. Ambillah tanah dengan kedalaman 20 cm menggunakan cangkul dari lokasi yang telah ditentukan:
a. Areal terbuka
b. Areal pertanaman
c. Hutan
2. Pengambilan tanah dilakukan sebanyak 3 polybag untuk setiap lokasi
3. Rawatlah perlakuan dengan menyiram hingga lengas tanah cukup
BAB III
Hasil dan Pembahasan
1. Minggu pertama
Praktikum simpanan benih gulma ini dimulai tanggal 05 November 2014 yang dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Dan Peternakan UIN SUSKA Riau dengan hasil pengamatan minggu pertama:
Gulma Area Terbuka
Pengamatan Minggu Ke 1
1
2
3
4
5
6
7
1
0
0
6
12
15
20
22
2
0
0
8
12
20
30
35
3
0
0
7
10
17
25
32
Rata-Rata
0
0
7
11
17
25
30
Gulma Area Pertanaman
Pengamatan Minggu Ke 1
1
2
3
4
5
6
7
1
0
1
3
5
10
12
13
2
0
3
5
15
20
23
30
3
0
1
3
6
8
12
15
Rata-Rata
0
2
4
9
13
16
19
Gulma Hutan
Pengamatan Minggu Ke 1
1
2
3
4
5
6
7
1
0
0
0
0
0
1
2
2
0
0
0
0
0
0
1
3
0
0
0
0
0
0
1
Rata-Rata
0
0
0
0
0
1
2
Grafik Rata-Rata Perkecambahan Biji Gulma Minggu 1
Dari praktikum yang dilakukan untuk mengetahui simpanan biji gulma pada lahan terbuka, areal pertanaman, dan hutan ini bertujuan untuk mengetahui reproduksi gulma dan ketahanan biji atau bagian tubuh gulma yang di gunakan sebagai perbanyakan diri bagi gulma. Pada areal terbuka dilakukan dengan cara mengambil tanah dengan kedalaman 30 cm dilakukan di sebelah gedung al-maidah. Begitu juga dengan areal pertanaman dan hutan di lakukan dengan cara mengambil tanah dengan kedalaman 30 cm. Tempat pengambilan tanah di areal pertanaman di ambil dari lahan bekas budidaya tanaman sorgum (penelitian Ahmad Taufik), sedangkan areal hutan di ambil dari hutan sebelah Ma’had Al-jamiah UIN SUSKA Riau. Dari data yang dihasilkan dalam pengamatan selama 7 hari gulma yang tumbuh terbanyak terdapat pada areal lapangan, kemudian areal pertanaman dan areal hutan.
Kehadiran gulma pada suatu pertanaman berkaitan dengan deposit biji gulma di dalam tanah. Biji gulma dapat tersimpan dan bertahan hidup selama puluhan tahun dalam kondisi dorman dan akan berkecambah ketika kondisi lingkungan untuk perkecambahan dapat terpenuhi. Untuk perkecambahan biji gulma perlu cahaya, air, suhu, oksigen dan kelembaban. Terangkatnya biji gulma ke lapisan atas permukaan tanah maka akan mendapatkan cahaya dan oksigen, serta tersedianya kelembaban yang sesuai untuk perkecambahan mendorong gulma untuk tumbuh dan berkembang. Kemunculan gulma yang pesat di akibatkan beberapa faktor antara lain perlakuan penyiraman setiap hari yang telah di laksanakan, dan tidak terkena secara langsung sinar matahari.
2. Minggu Kedua
Gulma Area Terbuka
Pengamatan Minggu Ke 2
8
9
10
11
12
13
14
1
30
31
31
31
31
31
31
2
29
30
30
30
30
30
30
3
31
32
32
32
32
32
32
Rata-Rata
30
31
31
31
31
31
31
Gulma Area Pertanaman
Pengamatan Minggu Ke 2
8
9
10
11
12
13
14
1
19
19
19
20
20
22
23
2
18
19
20
20
21
23
23
3
17
18
20
21
21
22
24
Rata-Rata
18
19
20
20
21
22
23
Gulma Hutan
Pengamatan Minggu Ke 2
8
9
10
11
12
13
14
1
2
2
2
2
2
3
3
2
1
1
1
2
2
2
2
3
1
1
1
1
1
1
1
Rata-Rata
1
1
1
2
2
2
2
Minggu kedua pengamatan dilakukan pada tanggal 12 November 2014, berdasarkan hasil analisis data yang di dapatkan dari rataan tersebut hasilnya kemunculan gulma terhambat karena praktikan pada minggu ini tidak merawat gulma secar baik atau hanya di biarkan. Dengan kata lain dapat di simpulkan bahwa kemunculan gulma akan pesat pada tanah yang di rawat dibanding dengan tanah yang tidak dirawat, tetapi akibat faktor ini juga dapat diketahui bahwa gulma mampu tumbuh dan berkembang di iklim yang extreme.
Pada minggu kedua ini gulma belum dapat di identifikasi setiap individunya karena gulma masih dalam keadaan yang masih kecil. Dan pada minggu kedua ini dapat diketahui perbedaan yang real pada sample yang di gunakan, yaitu semakin sering tanah di olah maka akan semakin banyak seed bank gulma dalam tanah. Seed bank gulma tanah dapat berasal dari gulma itu sendiri atau terbawa secara sengaja atau tidak oleh mahluk hidup ataupun terbawa dalam benih yang akan kita budidayakan. Seed bank akan berkurang apabila benih berkecambah, terbawa keluar populasi atau pun mati, sedangkan seed bank akan bertambah apabila benih gulma mengalami dorman, dan biji gulma terbawa masuk.
3. Minggu Ketiga
Gulma Area Terbuka
Pengamatan Minggu Ke 3
15
16
17
18
19
20
21
1
31
31
32
32
32
32
32
2
32
32
32
32
33
33
33
3
31
31
32
32
32
32
32
Rata-Rata
30
31
31
31
31
31
31
Gulma Area Pertanaman
Pengamatan Minggu Ke 3
15
16
17
18
19
20
21
1
23
23
24
24
25
26
26
2
23
23
24
24
24
25
26
3
24
24
24
24
24
25
26
Rata-Rata
23
23
24
24
24
25
26
Gulma Hutan
Pengamatan Minggu Ke 3
15
16
17
18
19
20
21
1
3
3
3
4
4
4
4
2
2
2
2
2
2
2
2
3
1
2
2
2
2
2
2
Rata-Rata
2
2
3
3
3
3
3
Pada pengamatan minggu ke tiga terjadi perpindahan letak sample yang semula berada di teras gedung almaidah yang kebutuhan airnya di suplai dengan teratur dan tidak terkena sinar matahari langsung kini sample berada di lapangan yang pengairannya mengandalkan hujan dan sinar matahari yang langsung menyengat sample. Hal ini menyebabkan gulma hanya mengalami pertumbuhan yang baik sedangkan frekuensi kemunculan gulma statis. Frekuensi kemunculan gulma dapat di lihat pada grafik berikut:
4. Minggu Keempat
Gulma Area Terbuka
Pengamatan Minggu Ke 4
23
24
25
27
28
29
30
1
33
33
33
33
33
33
33
2
33
34
34
34
34
34
34
3
32
32
32
32
32
32
32
Rata-Rata
32
33
33
33
33
33
33
Gulma Area Pertanaman
Pengamatan Minggu Ke 4
23
24
25
27
28
29
30
1
30
35
36
40
59
63
79
2
30
36
40
42
54
60
65
3
30
36
37
52
63
71
77
Rata-Rata
32
33
33
33
33
33
33
Gulma Hutan
Pengamatan Minggu Ke 4
23
24
25
27
28
29
30
1
4
5
5
5
6
6
7
2
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
Rata-Rata
3
3
4
4
4
4
4
Kehadiran gulma pada suatu pertanaman berkaitan dengan deposit biji gulma di dalam tanah. Biji gulma dapat tersimpan dan bertahan hidup selama puluhan tahun dalam kondisi dorman, dan akan berkecambah ketika kondisi lingkungan untuk perkecambahan dapat terpenuhi. Biji berukuran kecil merupakan karakteristik dari spesies yang mempunyai bank biji tanah yang persistent. Ukuran biji yang kecil dapat memfasilitasi terkuburnya biji, terhindar dari predasi dan mempermudah penyebaran.Ukuran biji sering berkorelasi dengan ukuran anakan dan dapat merupakan faktor penting dalam menentukan kemampuan hidup anakan.
Dari beberapa perlakuan yang berbeda-beda, ternyata kemunculan gulma pada area hutan tidak secepat kemunculan gulma pada area terbuka dan area pertanaman. Sedangkan perbandingan jumlah pertumbuhan simpanan benih gulma, pada area pertanaman lebih banyak dibandingkan pada area terbuka.
Hal tersebut diatas dapat disebabkan oleh adanya pengolahan lahan yang dilakukan pada area pertanaman, yang menyebabkan simpanan benih gulma terangkat ke permukaan. Dan selain itu pula, pengolahan tanah yang dilakukan pada area pertanaman dapat mematahkan dormansi pada simpanan benih gulma dalam tanah akibat dari perlakuan mekanis yang dilakukan tidak sengaja melukai benih gulma.
Tabel Identifikasi dan Jumlah Gulma
No
Nama Gulma
Jumlah
Areal Sample
Polybag 1
1
Axonopus compressus (Sw.) Beauv
30
Terbuka
2
Mimosa pudica
1
3
Amaranthus spinousus
2
polybag 2
4
Axonopus compressus (Sw.) Beauv
6
Terbuka
5
Mimosa pudica
27
6
Amaranthus spinousus
1
polybag 3
7
Axonopus compressus (Sw.) Beauv
2
Terbuka
8
Mimosa pudica
25
9
Amaranthus spinousus
5
polybag 1
10
Cyperus rotundus .L
29
Pertanaman
11
Phyllanthus nirari
1
12
Amaranthus spinousus
40
13
Borreria alata
5
14
Euphorbia hirata
4
Polybag 2
15
Cyperus rotundus .L
25
Pertanaman
16
Phyllanthus nirari
2
17
Amaranthus spinousus
21
18
Borreria alata
10
19
Euphorbia hirata
7
Polybag 3
20
Cyperus rotundus .L
30
Pertanaman
21
Phyllanthus nirari
4
22
Amaranthus spinousus
30
23
Borreria alata
8
24
Euphorbia hirata
5
Polybag 1
25
Mimosa pudica
2
Hutan
26
Phyllanthus nirari
5
Polybag 2
27
Mimosa pudica
1
Hutan
28
Borreria alata
2
Polybag 3
29
Mimosa pudica
3
Hutan
Setelah pengamatan dilakukan selama 30 hari maka gulma-gulma tersebut dapat di identifikasi setiap individu. Berdasarkan dari pengamatan dan identifikasi gulma pada areal pertanaman, areal terbuka dan hutan di dapatkan berbagai spesies gulma yang kebanyakan memiliki struktur biji gulma yang kecil seperti borreria alata, mimosa pudica, Phyllanthus nirari, Cyperus rotundus .L dll. dan areal pengambilan sampel tanah juga berpengaruh terhadap kemunculan dan jumlah gulma.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari praktikum yang dilaksanakan dapat di simpulkan bahwa pengolahan tanah yang dilakukan pada area pertanaman dapat mematahkan dormansi pada simpanan benih gulma dalam tanah akibat dari perlakuan mekanis yang dilakukan tidak sengaja melukai benih gulma. Kemudian pada areal terbuka yang jarang di laksanakan pengolahan tanah makan seed bank hanya berada pada permukaan atas saja, sedangkan pengambilan sample ini dilakukan dengan kedalaman 20 cm sehingga kemunculan gulma tidak seperti areal pertanaman yang sering dilaksanakan pengolahan tanah. Berbeda dengan kawasan hutan yang sama sekali belum di laksanakan pengolahan lahan maka kemunculan gulma sangat sedikit atau tidak ada.
B. Saran
Setelah melaksanakan praktikum simpanan benih gulma di dapatkan bahwa pada lahan pertanaman mendapat peringkat pertama kemunculan gulma, sehingga nantinya akan sangat merugikan petani. Sebaiknya untuk mengantisipasi penurunan hasil dan mutu panen sebaiknya di lakukan pengendalian gulma secara terpadu. Seperti rotasi tanam, pengaturan jarak tanam, dan penggunaan pestisida nabati. Intinya pengendalian tidak hanya di lakukan dengan satu cara tetapi dilakukan dengan cara kombinasi baik pengendalian secara mekanis, prefentif, kultur teknis dan hayati.
Daftar Pustaka
Delsi Yulia. 2014. Penuntun Praktikum Ilmu Gulma. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Raiu. Pekanbaru.
Mangadas Lumban Gaol.2009. Pengaruh Variasi Ukuran Benih Terhadap Perkecambahan Acacia Fauntleroyi (Maiden) Maiden and Blakely. Berk. Penel. Hayati: 14 (153–160), 2009
Zaman Sofyan dan Puspitasari Dewi Sari. 2009. Simpanan biji gulma dalam tanah di perkebunan teh pada berbagai tahun pangkas. Institut Pertanian Bogor. Jurnal Agronomi Indonesia 37 (1): 46-54.
Lampiran
Pengambilan sample tanah di areal pertanaman
Pengambilan sample tanah di areal terbuka
Praktikan sedang mengisi tanah pada polybag
Pengambilan sample tanah di hutan
Pengamatan hari pertama
Penggemburan tanah
Description: C:\Users\Acer\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\IMG-20141206-02320.jpg
Pengamatan minggu ke 2
Description: C:\Users\Acer\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\IMG-20141206-02319.jpg
Pengamatan minggu ke 3
Description: C:\Users\Acer\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\IMG-20141206-02316.jpg
Pengamatan minggu ke 4
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehadiran gulma pada suatu pertanaman berkaitan dengan deposit biji gulma di dalam tanah. Biji gulma dapat tersimpan dan bertahan hidup selama puluhan tahun dalam kondisi dorman, dan akan berkecambah ketika kondisi lingkungan untuk perkecambahan dapat terpenuhi. Untuk perkecambahan biji gulma perlu cahaya, air, oksigen dan kelembaban. Terangkatnya biji gulma ke lapisan atas permukaan tanah maka akan mendapatkan cahaya dan oksigen, serta tersedianya kelembaban yang sesuai untuk perkecambahan mendorong gulma untuk tumbuh dan berkembang.
Faktor yang paling penting dalam suatu populasi gulma di suatu daerah pertanian atau habitat-habitat lainnya adalah biji-biji gulma yang berada dalam tanah yang dihasilkan oleh gulma yang tumbuh sebelumnya.
Pada kebanyakan lahan pertanian terdapat biji-biji gulma yang sewaktu-waktu dapat berkecambah dan tumbuh bila keadaan lingkungan menguntungkan. Banyaknya biji-biji gulma dalam tanah (seed bank) merupakan gabungan dari biji-biji yang dihasilkan oleh gulma sebelumnya dan biji-biji yang masuk dari luar dikurangi dengan biji yang mati dan berkecambah serta biji yang terbawa ke luar. Biji-biji yang berasal dari luar daerah sumbangannya tidak berarti dalam menentukan ukuran seed bank, dibandingkan dengan biji-biji yang dihasilkan oleh gulma sebelumnya. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa banyaknya biji gulma dalam tanah bervariasi antar habitat. Lahan-lahan pertanian yang digunakan secara intensif umumnya mempunyai simpanan biji dalam tanah yang lebih besar dibanding lahan-lahan yang baru dibuka.
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui kemampuan reproduksi gulma
2. Mahasiswa dapat memahami ketahanan biji atau bagian tubuh gulma yang digunakan sebagai perbanyakan diri bagi gulma
BAB II
BAHAN DAN METODE
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Praktikum simpanan biji gulma ini di lakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru dan praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 05 November 2014 pukul 16:00 WIB
B. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain adalah: Tanah gambut (area terbuka, area pertanaman dan hutan sekunder) dan air.
Alat yang digunakan adalah: polybag, cangkul, kamera digital, gembor, label dan alat tulis.
C. Cara Kerja
1. Ambillah tanah dengan kedalaman 20 cm menggunakan cangkul dari lokasi yang telah ditentukan:
a. Areal terbuka
b. Areal pertanaman
c. Hutan
2. Pengambilan tanah dilakukan sebanyak 3 polybag untuk setiap lokasi
3. Rawatlah perlakuan dengan menyiram hingga lengas tanah cukup
BAB III
Hasil dan Pembahasan
1. Minggu pertama
Praktikum simpanan benih gulma ini dimulai tanggal 05 November 2014 yang dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Dan Peternakan UIN SUSKA Riau dengan hasil pengamatan minggu pertama:
Gulma Area Terbuka
Pengamatan Minggu Ke 1
1
2
3
4
5
6
7
1
0
0
6
12
15
20
22
2
0
0
8
12
20
30
35
3
0
0
7
10
17
25
32
Rata-Rata
0
0
7
11
17
25
30
Gulma Area Pertanaman
Pengamatan Minggu Ke 1
1
2
3
4
5
6
7
1
0
1
3
5
10
12
13
2
0
3
5
15
20
23
30
3
0
1
3
6
8
12
15
Rata-Rata
0
2
4
9
13
16
19
Gulma Hutan
Pengamatan Minggu Ke 1
1
2
3
4
5
6
7
1
0
0
0
0
0
1
2
2
0
0
0
0
0
0
1
3
0
0
0
0
0
0
1
Rata-Rata
0
0
0
0
0
1
2
Grafik Rata-Rata Perkecambahan Biji Gulma Minggu 1
Dari praktikum yang dilakukan untuk mengetahui simpanan biji gulma pada lahan terbuka, areal pertanaman, dan hutan ini bertujuan untuk mengetahui reproduksi gulma dan ketahanan biji atau bagian tubuh gulma yang di gunakan sebagai perbanyakan diri bagi gulma. Pada areal terbuka dilakukan dengan cara mengambil tanah dengan kedalaman 30 cm dilakukan di sebelah gedung al-maidah. Begitu juga dengan areal pertanaman dan hutan di lakukan dengan cara mengambil tanah dengan kedalaman 30 cm. Tempat pengambilan tanah di areal pertanaman di ambil dari lahan bekas budidaya tanaman sorgum (penelitian Ahmad Taufik), sedangkan areal hutan di ambil dari hutan sebelah Ma’had Al-jamiah UIN SUSKA Riau. Dari data yang dihasilkan dalam pengamatan selama 7 hari gulma yang tumbuh terbanyak terdapat pada areal lapangan, kemudian areal pertanaman dan areal hutan.
Kehadiran gulma pada suatu pertanaman berkaitan dengan deposit biji gulma di dalam tanah. Biji gulma dapat tersimpan dan bertahan hidup selama puluhan tahun dalam kondisi dorman dan akan berkecambah ketika kondisi lingkungan untuk perkecambahan dapat terpenuhi. Untuk perkecambahan biji gulma perlu cahaya, air, suhu, oksigen dan kelembaban. Terangkatnya biji gulma ke lapisan atas permukaan tanah maka akan mendapatkan cahaya dan oksigen, serta tersedianya kelembaban yang sesuai untuk perkecambahan mendorong gulma untuk tumbuh dan berkembang. Kemunculan gulma yang pesat di akibatkan beberapa faktor antara lain perlakuan penyiraman setiap hari yang telah di laksanakan, dan tidak terkena secara langsung sinar matahari.
2. Minggu Kedua
Gulma Area Terbuka
Pengamatan Minggu Ke 2
8
9
10
11
12
13
14
1
30
31
31
31
31
31
31
2
29
30
30
30
30
30
30
3
31
32
32
32
32
32
32
Rata-Rata
30
31
31
31
31
31
31
Gulma Area Pertanaman
Pengamatan Minggu Ke 2
8
9
10
11
12
13
14
1
19
19
19
20
20
22
23
2
18
19
20
20
21
23
23
3
17
18
20
21
21
22
24
Rata-Rata
18
19
20
20
21
22
23
Gulma Hutan
Pengamatan Minggu Ke 2
8
9
10
11
12
13
14
1
2
2
2
2
2
3
3
2
1
1
1
2
2
2
2
3
1
1
1
1
1
1
1
Rata-Rata
1
1
1
2
2
2
2
Minggu kedua pengamatan dilakukan pada tanggal 12 November 2014, berdasarkan hasil analisis data yang di dapatkan dari rataan tersebut hasilnya kemunculan gulma terhambat karena praktikan pada minggu ini tidak merawat gulma secar baik atau hanya di biarkan. Dengan kata lain dapat di simpulkan bahwa kemunculan gulma akan pesat pada tanah yang di rawat dibanding dengan tanah yang tidak dirawat, tetapi akibat faktor ini juga dapat diketahui bahwa gulma mampu tumbuh dan berkembang di iklim yang extreme.
Pada minggu kedua ini gulma belum dapat di identifikasi setiap individunya karena gulma masih dalam keadaan yang masih kecil. Dan pada minggu kedua ini dapat diketahui perbedaan yang real pada sample yang di gunakan, yaitu semakin sering tanah di olah maka akan semakin banyak seed bank gulma dalam tanah. Seed bank gulma tanah dapat berasal dari gulma itu sendiri atau terbawa secara sengaja atau tidak oleh mahluk hidup ataupun terbawa dalam benih yang akan kita budidayakan. Seed bank akan berkurang apabila benih berkecambah, terbawa keluar populasi atau pun mati, sedangkan seed bank akan bertambah apabila benih gulma mengalami dorman, dan biji gulma terbawa masuk.
3. Minggu Ketiga
Gulma Area Terbuka
Pengamatan Minggu Ke 3
15
16
17
18
19
20
21
1
31
31
32
32
32
32
32
2
32
32
32
32
33
33
33
3
31
31
32
32
32
32
32
Rata-Rata
30
31
31
31
31
31
31
Gulma Area Pertanaman
Pengamatan Minggu Ke 3
15
16
17
18
19
20
21
1
23
23
24
24
25
26
26
2
23
23
24
24
24
25
26
3
24
24
24
24
24
25
26
Rata-Rata
23
23
24
24
24
25
26
Gulma Hutan
Pengamatan Minggu Ke 3
15
16
17
18
19
20
21
1
3
3
3
4
4
4
4
2
2
2
2
2
2
2
2
3
1
2
2
2
2
2
2
Rata-Rata
2
2
3
3
3
3
3
Pada pengamatan minggu ke tiga terjadi perpindahan letak sample yang semula berada di teras gedung almaidah yang kebutuhan airnya di suplai dengan teratur dan tidak terkena sinar matahari langsung kini sample berada di lapangan yang pengairannya mengandalkan hujan dan sinar matahari yang langsung menyengat sample. Hal ini menyebabkan gulma hanya mengalami pertumbuhan yang baik sedangkan frekuensi kemunculan gulma statis. Frekuensi kemunculan gulma dapat di lihat pada grafik berikut:
4. Minggu Keempat
Gulma Area Terbuka
Pengamatan Minggu Ke 4
23
24
25
27
28
29
30
1
33
33
33
33
33
33
33
2
33
34
34
34
34
34
34
3
32
32
32
32
32
32
32
Rata-Rata
32
33
33
33
33
33
33
Gulma Area Pertanaman
Pengamatan Minggu Ke 4
23
24
25
27
28
29
30
1
30
35
36
40
59
63
79
2
30
36
40
42
54
60
65
3
30
36
37
52
63
71
77
Rata-Rata
32
33
33
33
33
33
33
Gulma Hutan
Pengamatan Minggu Ke 4
23
24
25
27
28
29
30
1
4
5
5
5
6
6
7
2
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
Rata-Rata
3
3
4
4
4
4
4
Kehadiran gulma pada suatu pertanaman berkaitan dengan deposit biji gulma di dalam tanah. Biji gulma dapat tersimpan dan bertahan hidup selama puluhan tahun dalam kondisi dorman, dan akan berkecambah ketika kondisi lingkungan untuk perkecambahan dapat terpenuhi. Biji berukuran kecil merupakan karakteristik dari spesies yang mempunyai bank biji tanah yang persistent. Ukuran biji yang kecil dapat memfasilitasi terkuburnya biji, terhindar dari predasi dan mempermudah penyebaran.Ukuran biji sering berkorelasi dengan ukuran anakan dan dapat merupakan faktor penting dalam menentukan kemampuan hidup anakan.
Dari beberapa perlakuan yang berbeda-beda, ternyata kemunculan gulma pada area hutan tidak secepat kemunculan gulma pada area terbuka dan area pertanaman. Sedangkan perbandingan jumlah pertumbuhan simpanan benih gulma, pada area pertanaman lebih banyak dibandingkan pada area terbuka.
Hal tersebut diatas dapat disebabkan oleh adanya pengolahan lahan yang dilakukan pada area pertanaman, yang menyebabkan simpanan benih gulma terangkat ke permukaan. Dan selain itu pula, pengolahan tanah yang dilakukan pada area pertanaman dapat mematahkan dormansi pada simpanan benih gulma dalam tanah akibat dari perlakuan mekanis yang dilakukan tidak sengaja melukai benih gulma.
Tabel Identifikasi dan Jumlah Gulma
No
Nama Gulma
Jumlah
Areal Sample
Polybag 1
1
Axonopus compressus (Sw.) Beauv
30
Terbuka
2
Mimosa pudica
1
3
Amaranthus spinousus
2
polybag 2
4
Axonopus compressus (Sw.) Beauv
6
Terbuka
5
Mimosa pudica
27
6
Amaranthus spinousus
1
polybag 3
7
Axonopus compressus (Sw.) Beauv
2
Terbuka
8
Mimosa pudica
25
9
Amaranthus spinousus
5
polybag 1
10
Cyperus rotundus .L
29
Pertanaman
11
Phyllanthus nirari
1
12
Amaranthus spinousus
40
13
Borreria alata
5
14
Euphorbia hirata
4
Polybag 2
15
Cyperus rotundus .L
25
Pertanaman
16
Phyllanthus nirari
2
17
Amaranthus spinousus
21
18
Borreria alata
10
19
Euphorbia hirata
7
Polybag 3
20
Cyperus rotundus .L
30
Pertanaman
21
Phyllanthus nirari
4
22
Amaranthus spinousus
30
23
Borreria alata
8
24
Euphorbia hirata
5
Polybag 1
25
Mimosa pudica
2
Hutan
26
Phyllanthus nirari
5
Polybag 2
27
Mimosa pudica
1
Hutan
28
Borreria alata
2
Polybag 3
29
Mimosa pudica
3
Hutan
Setelah pengamatan dilakukan selama 30 hari maka gulma-gulma tersebut dapat di identifikasi setiap individu. Berdasarkan dari pengamatan dan identifikasi gulma pada areal pertanaman, areal terbuka dan hutan di dapatkan berbagai spesies gulma yang kebanyakan memiliki struktur biji gulma yang kecil seperti borreria alata, mimosa pudica, Phyllanthus nirari, Cyperus rotundus .L dll. dan areal pengambilan sampel tanah juga berpengaruh terhadap kemunculan dan jumlah gulma.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari praktikum yang dilaksanakan dapat di simpulkan bahwa pengolahan tanah yang dilakukan pada area pertanaman dapat mematahkan dormansi pada simpanan benih gulma dalam tanah akibat dari perlakuan mekanis yang dilakukan tidak sengaja melukai benih gulma. Kemudian pada areal terbuka yang jarang di laksanakan pengolahan tanah makan seed bank hanya berada pada permukaan atas saja, sedangkan pengambilan sample ini dilakukan dengan kedalaman 20 cm sehingga kemunculan gulma tidak seperti areal pertanaman yang sering dilaksanakan pengolahan tanah. Berbeda dengan kawasan hutan yang sama sekali belum di laksanakan pengolahan lahan maka kemunculan gulma sangat sedikit atau tidak ada.
B. Saran
Setelah melaksanakan praktikum simpanan benih gulma di dapatkan bahwa pada lahan pertanaman mendapat peringkat pertama kemunculan gulma, sehingga nantinya akan sangat merugikan petani. Sebaiknya untuk mengantisipasi penurunan hasil dan mutu panen sebaiknya di lakukan pengendalian gulma secara terpadu. Seperti rotasi tanam, pengaturan jarak tanam, dan penggunaan pestisida nabati. Intinya pengendalian tidak hanya di lakukan dengan satu cara tetapi dilakukan dengan cara kombinasi baik pengendalian secara mekanis, prefentif, kultur teknis dan hayati.
Daftar Pustaka
Delsi Yulia. 2014. Penuntun Praktikum Ilmu Gulma. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Raiu. Pekanbaru.
Mangadas Lumban Gaol.2009. Pengaruh Variasi Ukuran Benih Terhadap Perkecambahan Acacia Fauntleroyi (Maiden) Maiden and Blakely. Berk. Penel. Hayati: 14 (153–160), 2009
Zaman Sofyan dan Puspitasari Dewi Sari. 2009. Simpanan biji gulma dalam tanah di perkebunan teh pada berbagai tahun pangkas. Institut Pertanian Bogor. Jurnal Agronomi Indonesia 37 (1): 46-54.
Lampiran
Pengambilan sample tanah di areal pertanaman
Pengambilan sample tanah di areal terbuka
Praktikan sedang mengisi tanah pada polybag
Pengambilan sample tanah di hutan
Pengamatan hari pertama
Penggemburan tanah
Description: C:\Users\Acer\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\IMG-20141206-02320.jpg
Pengamatan minggu ke 2
Description: C:\Users\Acer\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\IMG-20141206-02319.jpg
Pengamatan minggu ke 3
Description: C:\Users\Acer\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\IMG-20141206-02316.jpg
Pengamatan minggu ke 4
Comments
Post a Comment