Skip to main content

LAPORAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogeae L)



Tugas Mandiri                                                    Dosen Pembimbing
Agronomi Tanaman Pangan                             Aulia Rani Annisava, SP., M.Sc
     Indah Permanasari, S.P., M.P.


LAPORAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogeae L)



DISUSUN OLEH :
LUTFI ARIFIN
11282100207
LOKAL VI A



JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2014





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1  Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2  Tujuan Penulisan ............................................................................................... 1
1.3  Manfaat Penulisan.............................................................................................. 2
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Kacang Tanah
2.2 Budidaya Tanaman Kacang
2.3 Pupuk Kocor
III MATERI DAN METODE
3.1  Tempat dan Waktu Praktikum............................................................... 3
3.2  Bahan dan Alat...................................................................................... 4
3.3  Metode Praktikum
3.4  Parameter Pengamatan
3.5  Analisis Data
3.6  Pelaksanaan Praktikum
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tinggi Tanaman
4.2
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Daftar Pustaka
LAMPIRAN

BAB III PENUTUP............................................................................................. 10
A.    Kesimpulan.......................................................................................... 10
B.     Saran...............................................................................................       10

DAFTAR  PUSTAKA ....................................................................................... 12





I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kacang tanah (Arachis hypogeal L) merupakan tanaman polong-polongan atau legum kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropik Cina dan India merupakan penghasil kacang tanah terbesar di dunia (Anonim, 2006).
Kacang tanah mempunyai peranan besar dalam mencukupi kebutuhan bahan pangan jenis kacang - kacangan. Menurut Suwardjono (2004) bahwa kandungan protein sebesar 25% - 30%, lemak 40% - 50%, karbohidrat 12%, serta vitamin B1, menempatkan kacang tanah dalam hal pemenuhan gizi setelah tanaman kedelai. Manfaat kacang tanah pada bidang industri yaitu untuk pembuatan margarine, minyak goreng, ataupun dikonsumsi langsung.
Dilihat dari segi produktivitasnya, kacang tanah di Indonesia dinilai masih rendah yaitu hanya sekitar 1 ton/ha polong kering. Tingkat produktivitas hasil yang dicapai ini baru separuh dari potensi hasil riil apabila dibandingkan dengan USA, Cina dan Argentina yang sudah mencapai lebih dari 2 ton/ha. Padahal pada tahun mendatang diperkirakan kebutuhan kacang tanah akan terus meningkat, sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan gizi masyarakat, dan diversifikasi pangan (Adisarwanto, 2000).
Perbedaan tingkat produktivitas kacang tanah sebenarnya bukan semata-mata hanya disebabkan oleh perbedaan teknologi produksi yang sudah diterapkan petani, tetapi karena adanya pengaruh faktor-faktor lain yaitu sifat atau karakter agroklimat, intensitas jenis hama dan penyakit, varietas yang ditanam, umur panen serta usaha taninya. Sehubungan dengan hasil tersebut upaya ke arah perbaikan tanaman kacang tanah perlu dilakukan, khususnya menciptakan lingkungan tumbuh yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman kacang tanah. Terdapat beberapa cara dalam kaitannya dengan upaya tersebut salah satunya yaitu dengan pengaplikasian pupuk organik dan sistem pengolahan tanah (Suwardjono, 2004).
Pupuk organik mengandung zat-zat makanan lengkap meski kadarnya tidak setinggi pupuk buatan. Bahan organik mempunyai daya serap yang besar terhadap air tanah, sehingga sangat dianjurkan agar dapat meningkatkan hasil produksi. Selain dengan pemberian bahan organik untuk meningkatkan produksi kacang tanah adalah dengan sistem pengolahan tanah. Pengolahan tanah adalah perlakuan terhadap tanah untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
Perlu tidaknya tanah diolah dapat dipengaruhi oleh tingkat kepadatan dan aerasi, pada tingkat kepadatan yang tinggi akibat tidak pernah diolah mengakibatkan pertumbuhan akan terbatas, sehingga zona serapan akar menjadi sempit. Sedangkan pengolahan tanah yang dilakukan secara terus menerus dapat menurunkan laju infiltrasi tanah sebagai akibat terjadinya pemadatan tanah (Alibasyah, 2000).

1.2  Tujuan Praktikum
·         Mengetahui cara budidaya tanaman kacang dengan baik dan benar
·         Mengetahui morfologi tanaman kacang tanah
·         Mengetahui pengaruh varietas dan jarak tanam terhadap parameter pengamatan
·         Mengetahui cara dan manfaat pemberian pupuk kocor
1.3  Manfaat Praktikum
·         Praktikan mampu membudidayakan tanaman kacang tanah dengan baik dan benar
·         Praktikan mengetahui bagaimana morfologi tanaman kacang tanah
·         Praktikan mengetahui pengaruh varietas dan jarak tanam kacang tanah terhadap parameter pengamatan
·         Praktikan mengetahui bagaimana pengaplikasian pupuk kocor


II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Kacang Tanah

Tanaman kacang tanah mempunyai sistematika sebagai berikut :

Divisio : Spermatophyta

Klassis : Angiospermae

Sub Klassis : Dicotyledoneae

Ordo : Polypetalae

Familia : Leguminosae

Sub Familia : Papilionoidae

Genus : Arachis

Species : Arachis hypogaea L. (Astanto et al, 1993).

Varietas kacang tanah, baik varietas lokal maupun varietas unggul, yang umum ditanam pada daerah tropis adalah tipe Spanish dengan polong berbiji 1 – 2 dan tipe Valencia dengan polong berbiji 3 –4, keduanya merupakan tipe pertumbuhan tegak pada kacang tanah. Tipe tegak lebih disukai petani karena umurnya lebih genjah yaitu 80–110 hari dan lebih mudah dipungut hasilnya daripada tipe menjalar. Sedangkan didaerah subtropis kebanyakan termasuk tipe Virginia (tipe menjalar). Umumnya umur dari tipe menjalar ini adalah 150 – 170 hari (Adisarwanto, 2000).



Optimalisasi budidaya kacang tanah dapat dilakukan dengan memperhatikan dan memenuhi kondisi serta persyaratan yang diperlukan oleh tanaman kacang tanah tersebut. Untuk tumbuh dan berkembang, tanaman kacang tanah memerlukan persyaratan tumbuh tertentu. Persyaratan ini meliputi faktor kondisi tanah dan iklim. Kedua faktor tersebut akan sangat mempengaruhi penentuan saat tanam yang tepat. Kacang tanah tidak terlalu memilih jenis tanah. Pada tanah yang berat kacang tanah masih dapat menghasilkan jika pengolahan tanahnya dilakukan dengan baik. Tetapi, kacang tanah dapat tumbuh optimal pada tanah yang ringan yang cukup mengandung unsur hara (Fachruddin, 2000).

Pemupukan dengan pupuk kandang yang telah hancur dan matang dengan dosis rendah-sedang (1 –3 ton/ha) sering dapat meningkatkan hasil kacang tanah, pada tanah yang kurus dan berdrainase buruk. Pemberian pupuk kandang yang berlebihan mengakibatkan pertumbuhan vegetatif terlalu subur dan pembentukkan polong berkurang (Sumarno, 1987).

Penggunaan pupuk sangat penting dalam peningkatan produksi kacang tanah karena pupuk mengandung hara dengan konsentrasi relatif tinggi. Untuk kacang tanah, pupuk yang banyak dipakai adalah pupuk nitrogen (N), fosfat (P), dan kalium (K). Kacang tanah termasuk tanaman Leguminosae yang mampu mengikat nitrogen dari udara. Namun, kemampuannya mengikat nitrogen baru dimiliki pada umur 15 –20 hari setelah tanam. Oleh karena itu, pupuk nitrogen tetap diperlukan. Pemberiannya dilakukan bersamaan dengan saat tanam dengan dosis 15 –20 kg N/ha. Pupuk fosfat berfungsi mendorong pertumbuhan akar. Bagi kacang tanah, pupuk fosfat dibutuhkan lebih banyak dibanding pupuk nitrogen yaitu 45 kg P2O2/ha. Sedangkan pupuk kalium berperan penting dalam fotosintesis. Tanah yang mengandung cukup kalium akan menghasilkan kacang tanah yang berkualitas tinggi. Pemberian kalium yang cukup akan membuat polong tumbuh baik dan berisi penuh. Dosis yang diperlukan kacang tanah yaitu 50 –60 kg K2O/ha (Suprapto, 1993).



Daftar Pustaka

Adisarwanto, T. 2000. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah dan Lahan Kering. Penebar Swadaya. Jakarta. 9 hal.

Alibasyah, M.R,. 2000. Efek sistem olah tanah dan mulsa jagung terhadap stabilitas agregat dan kandungan C. organik tanah ultisol pada musim tanam ke-3. J. Agrista. 3(4) : 228 –237.

Allard, R.W. 1992. Pemuliaan Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta. 336 hal.

Arifin, Z. 1996. Azolla :Pembudidayaan dan Pemanfaatan Pada Tanaman Padi. Penebar Swadaya. Jakarta. 11 hal.

Astanto, K., A. Winarno dan Sunardi. 1993. Kacang Tanah. Departemen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Pangan. Malang. 3 –112 hal.

Basuki. 2000. Respon tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) terhadap cara pengelolaan tanah dan pemberian kompos azolla. Skripsi S1

Dwidjoseputro. 1994. Pengetahuan Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta. 232 hal.

Engelstad, O.P. 1997. Teknologi dan Penggunaan Pupuk (diterjemahkan oleh

Didiek H.G). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 799 hal.

Fachruddin, L. 2000

Comments

Popular posts from this blog

Profil Perusahaan PT Tunggal Perkasa Plantation

PT Tunggal Perkasa Plantation Inhu Riau Sejarah Perusahaan Pada tahun 1918 terdapat tiga perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dengan luas lahan 28.000 ha yang berada di Air Molek, Riau. Perusahaan tersebut adalah NV Cultur Maatachappij Indragiri milik Swiss, Indragiri Rubber Limited (IRL) dan Klawat Syndicate yang merupakan joint venture antara perusahaan Inggris dengan Strut Company Malaysia.  Ketiga perusahaan tersebut dinasionalisasikan oleh pemerintah Republik Indonesia (RI) pada tahun 1963 dan pengelolaannya diserahkan kepada PT Perkebunan Indragiri (PT PI) yang kemudian dilikuidasi kembali oleh pemerintah RI dan diserahkan kepada PT Kulit Aceh Raya Kapten Markam (PT Karkam). Pada tahun 1964 PT Karkam diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Setelah itu, pada tahun 1966 - 1968 perkebunan tersebut diserahkan kepada PT Aslam Karkam II (PT Askar II) dan pada tahun 1968 - 1969 perkebunan tersebut diserahkan kembali kepada PT Perkebunan Indragiri. Pada Tahun 1969 - 1971 per