Skip to main content

makalah leadership



BAB 1
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang  diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Sutisna (1993) merumuskan kepemimpinan sebagai “proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha kearah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu”. Sementara  soepadi(1988) mendefinisikan kepimpinan sebagai”kemampuan untuk menggerakkan,mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang dan bahhkan menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media menejemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan adminitrasi secara efektif dan efisien. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan sedikitnya mencakup tiga hal yang saling berhubungan yaitu adanya pemimpin dan karakteristiknya adanya pengikut serta adanya situasi kelompok tempat pemimpin dan pengikutnya berintraksi.

Leadership (kepemimpinan) sesungguhnya ada pada diri setiap orang tergantung bagaimana mereka mengembangkan jiwa kepimpinan yang ada pada mereka ini dibuktikan pada pendapat para ahli yang terdapat pada teori sifat yang memaparkan bahwa setiap manusia telah diberikan kemampuan untuk memimpin sejak lahir. Sering orang mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan inti daripada managemen. Memang demikianlah halnya karena kepemimpinan merupakan “motor  atau daya penggerak daripada semua sumber-sumber dan alat-alat (resources) yang tersedia bagi suatu organisasi”.

B.     RUMUSAN MASALAH
a)      Apa pengertian dari Leadership (kepemimpinan)?
b)      Apa saja macam-macam leadership? 
C.     TUJUAN MAKALAH
                  Untuk mengetahui arti dari leadership dan  macam-macam leadership.

BAB II
PEMBAHASAN

A.       Pengertian leadership (kepemimpinan)
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang  diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Sutisna (1993) merumuskan kepemimpinan sebagai “proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha kearah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu”. Sementara  soepadi(1988) mendefinisikan kepimpinan sebagai”kemampuan untuk menggerakkan,mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang dan bahhkan menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media menejemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan adminitrasi secara efektif dan efisien. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan sedikitnya mencakup tiga hal yang saling berhubungan yaitu adanya pemimpin dan karakteristiknya adanya pengikut serta adanya situasi kelompok tempat pemimpin dan pengikutnya berintraksi.
Pemimpin memikul tanggung jawab dan berusaha untuk menangani masalah yang mereka hadapi. Pemimpin tersebut mengidentifikasi dan memahami keinginan dari bawahannya. Hal tersebut hanya dapat  berhasil melalui penggembangan lingkungan dan saling pengertian yang dapat dicapai melalui berbagai pertemuan konsultatif dan paratisipasi.


A.     Macam-macam leadership
1.     Kepemimpinan otoriter(the autocratic style of leadership)
pada macam kepemimpinan yang otoriter, semua kebijaksanan atau “policy” dasarditetapkan oleh pemimpin sendiri dan pelaksanan selanjutnya ditugaskan kepada kebawahannya. Semua perintah, pemberian dan pembarian dan pembagian tugas dilakukan tanpa mengadakan konsultasi sebelumnya dengan orang-orang yang dipimpinnya.Anggota-anggota staf harus menerima “policy” dan tugas-tugas itu tanpa ada kebebasan untuk menmbang buruk baiknya akibat-akibat positif-negatifnya yang mungkin timbul dari padanya.

2.     Kepemimpinan laissez faire
Sebaliknya dari ciri-ciri khas kepemimpinan yang otokratis maka dalam tipe kepemimpinan”laissez faire” ini pemimpin memberi kebebasan yang seluas-luasnya kepada setiap anggota staf didalam produsere.

3.    kepemimpinan Demokratis
Agaknya tipe ini merupakan tipe yang mempertemukan prinsip –prinsip dan prosedur kepemimpinan yang diuraikan diatas. Kepemimpinan z yang demokratis mengambil manfaat dari peranan aktif dan dan menentukan daripada si pemimpin yang sangat ditonjolokan didalam otoriter,dan menarik faedah sebesar-besarnya dan partisipasi aktif serta kebebasan anggota staf kerja yang sangat berlebih-lebihan pada “ tipe laissez faire”.

4.    Kepemimpinan menurut situasinya
Disni  Faktor yang terpenting untuk menentukan jenis kepemimpinan ialah situasinya manejer dan bawahan menyesuaikan diri dengan situasi tersebut di ikuti pula dengan penyesuaian sikap antar manejer dengan bawahan secara timbal balik.
       
5.    Kepemimpinan menurut perilaku pribadi
Lahir Sesuai dengan namanya perilaku dari pemimpin penting sekali dalam bentuk kepemimpinan ini. Ia akan cukup plaksibel untuk menggunakan tindakan yang sesuai untuk setiap situasi sambil memperhatikan kemampuan tingkat pengawasa yang di inginkan dan apakah pemimpin ingin memutuskan permasalahan yang bersangkutan.






6.    Kepemimpinan yang tugas-sentris atau pekerja-sentris
Berbagai orang dalam situasi-situasi yang berlainan memberikan responsi yang berbeda terhadap kepemimpinan. Kepemimpinan tumbuh dari berbagai kekuatan yang beraksi dan mengadakan interaksi terus menerus dengan memberikan tekanan kepada:
a.       Pekerjaan yang sedang dilaksanakan,
b.      Orang-orang yang melaksanakan pekerjaan tersebut


7.    Kepemimpinan pribadi
Motivasi dan pengarahan menimbulkan kontrak antar pribadi pengawai. Lahirlah suatu hubungan yang dekat antara pemimpin dan bawahannya. Apabila mengikuti kepemimpinan pribadi maka situasinya diliputi oleh karakteristik pribadi  dan suasana yang informal.


8.    Kepemimpinan paternalistis
Di dalam sistem kepemimpinan ini terdapat suatu pengaruh kebapakan antar pemimpin dengan kelompoknya tujuannya adalah untuk melindungi dan memperhatikan kesejahteraan pengikut-pengikutnya.

9.    Kepemimpinan alami
Jenis kepemimpinan ini berasal dari kelompok-kelompok yang secara informal. Berbagai pemimpin alami lahir untuk berbagai tujuan didalam kelompok yang sama. sukses dari berbagai macam-macam kegiatan ditentukan oleh pemimpin tersebut, walapun kelompoknya secara resmi dipemimipin oleh pemimpin formal.




BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang  diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Sutisna (1993) merumuskan kepemimpinan sebagai “proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha kearah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu”. Sementara  soepadi(1988) mendefinisikan kepimpinan sebagai”kemampuan untuk menggerakkan,mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang dan bahhkan menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media menejemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan adminitrasi secara efektif dan efisien. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan sedikitnya mencakup tiga hal yang saling berhubungan yaitu adanya pemimpin dan karakteristiknya adanya pengikut serta adanya situasi kelompok tempat pemimpin dan pengikutnya berintraksi.
Macam-macam leadership sebagai berikut:
1.      Kepemimpinan otoriter(the autocratic style of leadership)
2.       Kepemimpinan laissez faire
3.      Kepemimpinan Demokratis
4.      Kepemimpinan menurut situasinya
5.      Kepemimpinan menurut perilaku pribadi
6.      Kepemimpinan yang tugas-sentris atau pekerja-sentris
7.      Kepemimpinan pribadi
8.      Kepemimpinan paternalistis
9.      Kepemimpinan alami

Comments

Popular posts from this blog

Profil Perusahaan PT Tunggal Perkasa Plantation

PT Tunggal Perkasa Plantation Inhu Riau Sejarah Perusahaan Pada tahun 1918 terdapat tiga perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dengan luas lahan 28.000 ha yang berada di Air Molek, Riau. Perusahaan tersebut adalah NV Cultur Maatachappij Indragiri milik Swiss, Indragiri Rubber Limited (IRL) dan Klawat Syndicate yang merupakan joint venture antara perusahaan Inggris dengan Strut Company Malaysia.  Ketiga perusahaan tersebut dinasionalisasikan oleh pemerintah Republik Indonesia (RI) pada tahun 1963 dan pengelolaannya diserahkan kepada PT Perkebunan Indragiri (PT PI) yang kemudian dilikuidasi kembali oleh pemerintah RI dan diserahkan kepada PT Kulit Aceh Raya Kapten Markam (PT Karkam). Pada tahun 1964 PT Karkam diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Setelah itu, pada tahun 1966 - 1968 perkebunan tersebut diserahkan kepada PT Aslam Karkam II (PT Askar II) dan pada tahun 1968 - 1969 perkebunan tersebut diserahkan kembali kepada PT Perkebunan Indragiri. Pada Tahun 1969 - 1971 per