Sebelum saya aktif menjadi mahasiswa Magister IHT UGM, saya sudah sering mengikuti beberapa kegiatan kampus. Bertemu banyak teman yang berkepribadian sangat hangat, santun dan selalu menebar aura positif. salah satu kegiatan yang saya ikutin adalah keresahan yang terjadi dewasa ini, iya betul Plagiarism. Saya dapat mengambil sedikit makna dari kegiatan ini yaitu apa faktor penyebab dan solusi yang ditawarkan terhadap prilaku plagiarism.
Tujuan dari sebuah penelitian adalah menyusun
pengetahuan untuk memperbaiki pola pikir manusia, namun saat ini plagiat sudah
menjadi budaya tersendiri dikehidupan masyarakat. Di
masa lalu, siswa harus membaca pustaka, mengambil informasi dan mengetik ulang.
Sementara hari ini, dengan kemajuan Internet yang pesat, proses ini telah berubah. Sebagian besar guru
percaya bahwa komputer telah mempermudah untuk berbuat curang dan menjiplak.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya plagiarisme diantaranya dijelaskan
oleh beberapa ahli, sebagai berikut :
Menurut Ashworth, konsep plagiarisme tidak begitu jelas sehingga beberapa siswa takut akan plagiarisme tanpa disadari menuliskan apa yang mereka ambil untuk menjadi ide mereka sendiri. Penelitian menunjukkan bahwa siswa dan guru memiliki pemahaman yang berbeda tentang plagiarisme. Selain itu, perkembangan teknologi dan perbanyakan database, dengan semua manfaatnya juga menyebabkan pertumbuhan cepat dalam plagiarisme. Beberapa faktor mempengaruhi sikap siswa terhadap ketidaktahuan dalam plagiarisme, kurangnya investasi pribadi dalam pendidikan, etika situasional, dan kurangnya kedisiplinan siswa.
Beberapa faktor lain yang menyebabkan plagiarisme yaitu rendahnya komitmen untuk proses pembelajaran dan fokus untuk mendapatkan gelar akademis, kehidupan siswa gaya, tekanan keluarga, dll. membuat siswa mencoba mencapai hasil terbaik dengan usaha yang paling sedikit dan dalam waktu yang paling sedikit. Studi lain menunjukkan bahwa yang berikut ini adalah alasan paling penting mengapa siswa menjiplak tulisan: 1. Kurangnya pemahaman, beberapa siswa menjiplak secara tidak sengaja karena tidak mengerjakan dengan kata-kata mereka sendiri. 2. Peningkatan efisiensi. Siswa menjiplak untuk mendapatkan yang hasil lebih baik dan untuk menghemat waktu. 3. Manajemen waktu. Terdapat banyak tekanan untuk menyelesaikan beberapa tugas kerja di waktu singkat. 4. Nilai / sikap pribadi. Beberapa siswa melihat tidak ada alasan mengapa mereka tidak menjiplak atau melakukannya karena tekanan sosial, karena itu membuat mereka merasa baik, pintar dan diterima. 5. Pembangkangan. Untuk beberapa siswa plagiarisme adalah cara nyata menunjukkan perbedaan pendapat dan mengekspresikan kekurangan menghormati otoritas. 6. Sikap siswa terhadap guru dan kelas. Beberapa siswa curang karena mereka memiliki sikap negatif terhadap tugas. 7. Penolakan atau netralisasi. Beberapa siswa menyangkal sendiri bahwa mereka curang atau menemukan cara melegitimasikannya dengan menyerahkan kesalahan kepada orang lain. 8. Godaan dan peluang. Plagiarisme saat ini menjadi lebih mudah dan lebih menggoda bagi siswa, informasi menjadi lebih mudah diakses di Internet dan alat pencarian web membuatnya lebih mudah terjadi. 9. Kurangnya Pencegahan. Karena tidak ada hukuman terhadap tindakan plagiat di kalangan sekolah atau universitas.
Gambar sebagai pemanis saat di UNS Solo |
Selain itu terdapat strategi untuk menghindari plagiarisme, diantaranya : 1. Membaca instruksi yang disediakan oleh jurnal. 2. Selalu mengakui kontribusi orang lain (sumber ide dan kata-kata). 3. Penggunaan teks/material harus diapit dalam tanda kutip. 4. Mengakui sumber yang digunakan dalam tulisan. 5. Menggunakan kata-kata sendiri. 6. Ketika ragu tentang konsep atau fakta tentang pengetahuan umum, referensikan hal tersebut 7. Pastikan untuk sitasi dan mengutip referensi secara akurat. 8. Jika hasil dari studi kompleks tunggal adalah yang terbaik maka seharusnya tidak diiris menjadi beberapa artikel terpisah. 9. Mengingatkan editor dan pembaca saat mengirimkan naskah untuk publikasi apabila publikasi mengandung hipotesis, metode, data, poin diskusi, atau kesimpulan yang telah diterbitkan atau disebarluaskan. 10. Menulis surat pengantar yang efektif kepada editor, khususnya mengenai potensi tumpang tindih dalam publikasi. Surat pengantar harus merinci sifat dari tumpang tindih dan penyebaran sebelumnya dan minta saran tentang penanganan masalah ini. 12. Memahami elemen dasar undang-undang hak cipta.
Comments
Post a Comment