Skip to main content

laporan praktikum ddpt



LAPORAN PRAKTIKUM MATAKULIAH
Dasar Dasar Perlindungan Tanaman






DISUSUN OLEH:
KELAS IIA
KELOMPOK II
Lutfi Arifin (11282100207)


PROGRAM STUDI AGOROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2013


A.    ISOLASI mikroorganisme PENYEBAB PENYAKIT PADA TANAMAN
1.      Tujuan setelah praktikum ini :
·         Mahasiswa dapat melakukan isolasi dan mengetahui mikroorganisme penyebab penyakit tanaman.
2.      Landasan Teori :
            Mikroorganisme seperti jamur, bakteri, yis, virus, dan alga dapat dijumpai di berbagai tempat termasuk penyebab penyakit tanaman. Ada di air, udara, tanah, tumbuhan, hewan, manusia dsb dan akan tumbuh berkembang biak pada kondisi lingkungan yang menguntungkan. Kehadiran mikroorganisma bagi kehidupan manusia ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Dalam dunia pertanian, mikroorganisme diketahui sebagai salah satu penyebab penyakit. Untuk mengetahui penyebab penyakit perlu dilakukan isolasi, kemudian dilakukan pencirian baik secara makroskopis, mikroskopis maupun pencirian secara kimiawi agar penyebab penyakit dapat diketahui yang pada akhirnya dapat digunakan untuk pengendaliannnya. Pada praktikum ini hanya dilakukan isolasi dan pengamatan secara makroskopis terhadap mikroba penyebab penyakit.
            Pengamatan makroskopis yang umum dilakukan meliputi bentuk koloni, permukaan koloni dilihat dari samping, tepi koloni dilihat dari atas dan warna koloni.
Spl
Bentuk koloni

Spl
Permukaan koloni

Spl
Tepi koloni

Spl
Warna koloni
1
Titik-titik

1
Rata

1
Utuh

1
Putih
2
Berbenang

2
Timbul datar

2
Berombak

2
Kuning
3
Bulat

3
Melengkung

3
Berbelah

3
Kekuningan
4
Tdk teratur

4
Mencembung

4
Bergerigi

4
Putih susu
5
Serupa akar

5
Membukit

5
Berbenang

5
Krem
6
Kumparan

6
Serupa kawah

6
Keriting

6.
Putih transparan

3.      Bahan yang Digunakan : sample praktikum bagian tanaman yang sakit (tomat busuk, cabe busuk, bawang busuk, mahkota dari buah nenas yang telah membusuk dll.)., NaCl fisiologis (larutan 0.85% NaCl steril), alcohol 70%, medium agar, kertas label dan kertas padi. 

4.      Alat yang Digunakan : lampu Bunsen, pipet volume, pipet tetes, cawan Petridis, incubator, autoclave atau alat lainnya yag mempunyai fungsi yang sama, batang kaca penyebar, kertas label, erlenmeyer dll. 

5.      Prosedur Kerja :
·         Timbang medium sesuai dengan anjuran pakai, kemudian homogenkan lalu sterilkan dalam autoclave dalam waktu 20 menit dengan suhu 121 ºC.
·         Dalam waktu yang sama, buat larutan NaCl Fisiologis sebanyak 150 ml. Pipet sebanyak 10 mL dan masukkan ke dalam tabung reaksi kemudian tutut dengan kapas dan sterilkan.
·         Sterilkan jarum ose di atas bunsen sampai merah bata, lalu dinginkan. Ambil bagian tanaman yang sakit dengan menggunakan jarum ose lalau masukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan fisiologis steril. homogenkan dengan alat vortek selama 30 detik dua kali.
·         Secara aseptik, ambil larutan NaCl fisiologis 0,5 mL yang telah mengandung mikroba penyebab penyakit, kemudian masukkan ke dalam cawan petridish yang telah mengandung medium agar.
·         Sebarkan spesimen tersebut menggunakan batang kaca penyebar. Kemudian inkubasi pada suhu 37 ºC selama 48 - 72 jam dalam incubator dalam keadaan terbalik.
·         Amati mikroba yang tumbuh di atas media secara makroskopis, berdasarkan bentuk koloni, permukaan koloni dilihat dari samping, tepi koloni dilihat dari atas dan warna koloni.

6.      Hasil Pengamatan Makroskopis Mikroba Penyebab penyakit Tanaman Tomat:
No. sampel
Bentuk koloni
Permukaan koloni dilihat dari atas
Permukaan koloni dilihat dari samping
Warna koloni
1
kumparan
mencembung
berbenang
Krem
7.      Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang kami hasilkan dari mengisolasi gejala penyakit buah busuk pada tomat dengan memberi perlakuan menyayat atau melukai buah pada saat pasca panen dan dibiarkan selama satu minggu sebelum mengisolasinya.
Gejala awal pada buah segar setelah di beri perlakuan terjadi bercak-bercak berair kemudian membesar dan berwarna coklat, kemudian melunak, berlendir dan mengeluarkan bau yang khas.
Karena udara lembab dan suhu yang relatif rendah sehingga membantu mempercepat pembusukan jaringan buah yang terinfeksi oleh bakteri. Selain itu bakteri masuk pada jaringan buah juga diakibatkan dengan memberi perlakuan yaitu penyayatan pada tomat.
gambar tomat yang terserang penyakit busuk lunak



                                                                                                Pekanbaru, juni 2013
Dosen Pembimbing/Asisten Lab                                                      Praktikan,




 (Ir. Muhammad Irfan, M.Sc )                                                         (Lutfi Arifin)     
B.     Pemeriksaan MORFOLOGI jamur
1.      Tujuan setelah praktikum ini:
·         Mahasiswa dapat mengetahui morfologi jamur.
·         Mahasiswa dapat melakukan inokulasi jamur dengan baik dan benar.
·         Mahasiswa dapat mengetahui kepelbagaian jamur yang hidup pada berbagai bahan pertanian.

2.         Landasan Teori :  Jamur disebut juga dengan kapang, cendawan atau fungi. Jamur termasuk m.o eukariotik berdinding sel tebal dan tidak memiliki klorofil Organ utama dari jamur disebut hifa. Kumpulan dari hifa disebut miselium. Fungsi hifa sebagai alat pertumbuhan, menyerap makanan dan alat reproduksi. Morfologi hifa terbagi menjadi 3 yaitu : 1)  aseptat (sinosit) yaitu hifa yang tidak mempunyai dinding sekat (septum); 2) septat yaitu hifa yang memiliki dinding sekat dengan satu nucleus; dan 3) septat hifa yang memiliki dinding sekat dengan nucleus yang banyak dalam satu septat.  Untuk melihat struktur  morfologi jamur, dapat dibuat dengan pewarnaan langsung dengan “lactophenol cotton blue” Metode lain untuk melihat struktur jamur dengan jelas adalah dengan slide kultur. Dimana jamur dikulturkan pada media tanam selama 48 jam pada suhu kamar yang diletakkan di atas gelas objek kemudian diamati.
Gambar 1.6 : Berbagai bentuk  jamur yang sering dijumpai
Keterangan ;
1.      Penicillium (hijau kebiruan) ; konidia seperti sapu.   
2. Aspergillus (hijau kebiruan dengan area kuning sulfur pada permukaan).
3. Verticillium (coklat merah muda); konidia berbentuk elip.
4. Irichoderma (hijau); secara makroskopis menyerupai Penicillium.
5.Gliocladium (hijau kehitaman); tumbuh lebih cepat daripada Penicillium dan Aspergillus.
6.Hormodendrum (permukaan hijau muda sampai kelabu); permukaan bawah kelabu sampai hitam.
7. Pleospora ; permukaan sawo matang sampai hijau dengan permukaan belakang coklat sampai hitam, memperlihatkan askospora.
 8. Scopulariopsis (coklat muda); konidia berdinding kasar.
 9. Paecilomyces (coklat kekuningan); konidia berbentuk elips.
10. Alternaria (permukaan hitam dengan tepian kelabu); permukaan belakang berwarna hitam.
11.  Helminthosporium (permukaan hitam dengan tepian kelabu).
12. Pullularia ( permukaan hitam, mengkilat seperti kulit ); berdinding tebal, spora menguncup.
13. Diplosporium ; permukaan seperti wol dan berwarna kulit, permukaan belakang mempunyai pusat merah dikelilingi coklat.
14. Oospora; permukaan berwarna kulit, hifa pecah menjadi sel-sel  berbentuk empat persegi panjang dan berdinding tipis.
15. Fusarium ; pusat berwarna ros tua, dengan tepi merah muda, konidia sering kali berbentuk bulan sabit.
16. Trichothecium ; permukaan putih sampai merah muda; konidia bersel dua.
17. Mucor ; miselium putih sampai kelabu hitam, hifa nonseptat, sporangia dan sporangiospora.
18. Rhizopus, putih hingga kelabu hitam, nonseptat, rizoids seperti akar, sporangiospora.
19. Syncephalastrum; permukaan putih sampai kelabu hitam.
20. Nigrospora ; permukaan putih sampai kelabu, permukaan belakang hitam.
21. Mentospora ; pusat kelabu hutam dengan tepi kelabu muda, konidia coklat kuning.


3.        Bahan yang Digunakan : medium PDA (potato dextrose agar), sample jamur dari berbagai bahan tanaman atau makanan yang berjamur, akuades steril, kertas saring, alcohol 70%.
4.        Alat yang Digunakan : kawat ose, lampu Bunsen, cawan Petridis, gelas objek, penutup gelas objek (deck glass), mikroskop, pipet tetes, autoclave, timbangan, pinset dan cutter.

5.        Prosedur Kerja :
  • Gunting kertas saring sebesar cawan Petridis. Kemudian masukkan ke dalam cawan Petridis dan sterilkan dalam oven, sedangkan gelas objek sterilkan dengan merendam dalam larutan alcohol.
  • Buat medium PDA sesuai kebutuhan. Setelah agak dingin, tuang ke cawan Petridis sampai membeku. Potong medium PDA dengan cutter secara aseptic dengan ukuran lebih kurang  0.5 x 1 x  1.5 cm.
  • Kemudian ambil potongan medium agar PDA dengan pinset secara aseptic dan letakkan ke dalam cawan Petridis + kertas saring yang telah dibasahi dengan akuades setril.
  • Kulturkan jamur dari sample ke medium agar PDA secara aseptic. Selanjutnya inkubasi pada suhu kamar selama ± 48 jam dengan posisi biasa.
  • Pengamatan morfologi jamur dilakukan setelah ada tanda-tanda pertumbuhan jamur dengan melihat langsung di bawah mikroskop.

6.      Hasil Pengamatan :
Pertanyaan ; Berikan nama dari jamur yang anda lihat, dan apakah jamur tersebut mempunyai septat atau tidak?
Gambar jamur pada tanaman tongkol jagung
Gambar jamur setelah berhasil di isolasi

Jawab : Rhizopus nigricans. Jamur tersebut memiliki septa.
7.      Kesimpulan :
Setelah melakukan percobaan dengan cara mengisolasi jamur pada jaringan buah maka dihasilkan buah





                                                                                                Pekanbaru,    juni 2013
Dosen Pembimbing/Asisten Lab                                                      Praktikan,



(Ir. Muhammad Irfan M.Sc)                                                        (Lutfi Arifin)          

  





C. PENGENALAN GEJALA PENYAKIT TANAMAN
1.      Tujuan setelah praktikum ini ;
·         Mahasiswa dapat mengetahui keragaman gejala penyakit tanaman di lapangan.
·         Mahasiswa dapat membedakan gejala penyakit dan penamaannya dari gejala Nekrotik, Hiperplastik dan Hipoplastik.

2.      Teori
Definisi Penyakit Tanaman yaitu pertumbuhan tidak normal dari bagian tanaman atau seluruh tanaman yang disebabkan oleh faktor biotis (bakteri, jamur, virus, nematoda dsb) atau faktor nonbiotis seperti kekurangan hara mikro, kurang cahaya, kurang air atau suhu tidak sesuai. Suatu tanaman dikatakan sakit bila proses hidup tanaman menyimpang dari keadaan normal dan menimbulkan kerusakan sehingga tanaman itu tidak dapat tumbuh dan berkembang secara normal.

Gejala (symton) Penyakit Tanaman
            Secara garis besar, gejala penyakit tanaman dibagi menjadi 3 yaitu : NEKROSIK, HIPOPLASTIK DAN HIPERPLASTIK.

A. NEKROSIS, yaitu terjadinya kerusakan sel atau matinya sel tanaman dan warnanya berubah menjadi coklat sehingga timbul bercak-bercak coklat. Nekrosis meliputi :
1. Nekrose. Matinya bagian tanaman, yang biasanya berbentuk noda atau bercak seperti ada lingkaran. Seringkali bagian tengah dari bercak terbentuk lubang yang disebut perforasi. Contoh bercak daun karet yang disebabkan oleh Helminthosporium hevae, bercak kering pada buah tomat yang disebabkan oleh Alternaria solani.
2. Klorose (menguning), sebagai akibat rusaknya klorofil sehingga santofilnya terlihat, yang merupakan gejala sekunder dari penyakit penyakit akar atau penyakit pembuluh.
3. Layu, sebagai akibat hilangnya turgor sel tanaman. Contoh : penyakit layu pada tembakau yang disebabkan oleh : Xanthomonas solanacearum.
4. Mati Ujung, yaitu suatu kematian yang dimulai dari ujung ranting dan menjalar ke pangkal. Misalnya mati ujung pada kopi yang disebabkan oleh Rhizoctonia sp.
5. Busuk. Serupa dengan nekrose tetapi terjadi pada jaringan yang tebal. Contoh penyakit busuk pangkal batang pada tanaman lada yang disebabkan oleh Pythophthora palmivora.
6. Damping-off. Yaitu matinya bibit muda, banyak terjadi pada persemaian tanaman.
7. Kanker, yaitu busuknya kulit batang yang disebabkan dengan runtuhnya kulit hingga bagian kayun ya terlihat.
8. Perdarahan/exudasi, yaitu keluarnya cairan dari bagian tanaman yang sakit.

B. HIPOPLASTIK, yaitu terhambat hingga terhentinya pertumbuhan sel tanaman.
1. Kerdil, dwarf atau stunting. Terjadinya penghambatan pada seluruh organ tanaman sehingga ukuran tanaman menjadi jauh lebih kecil dari yang normal.
2. Perubahan simetri. Akibat dari pertumbuhan yang hanya terjadi pada salah satu sisi sehingga bentuk bagian tanaman menjadi tidak simetri.
3. Klorose. Akibat tidak terbentuknya klorofil hingga warna daun menjadi pucat atau kuning atau putih.
4. Etiolasi. Tanaman pucat akibat kekurangan sinar matahari.
5. Roset. Internodia batang pertumbuhannya terhambat, nodia/buku satu dengan lainnya jaraknya sangat dekat sehingga daun seolah-olah membentuk roseta atau karangan.

C. HIPERPLASTIK, yaitu adanya pertumbuhan sel tanaman yang berlebihan lebih cepat dari biasanya.
1. Sapu. Adanya pertumbuhan tunas ketiak yang berlebihan hingga membentuk seberkas ranting.
2.  Cecidia, gall atau tumor, yaitu pembengkakan setempat berupa bintil atau bisul bisa terdapat patogen atau tidak. Cecidia yang disebabkan oleh hewan disebut zoocecidia, yang disebabkan oleh tumbuhan disebut PHYTOCECIDIA.
3. Menggulung atau mengeriting. Menggulung terjadi karena pertumbuhan sisi daun bagian atas dengan bagian bawah tidak sama cepatnya. Mengeriting terjadi karena pertumbuhan yang lebih cepat terjadi bergantian sehingga daun berombak.
4. Fasciaci. Berubahnya bentuk cabang menjadi pipih dan bengkok dari yang seharusnya lurus dan silindris.
5. Kudis, yaitu bercak kasar, terbatas dan agak menonjol, kadang-kadang ujungnya pecah.
6. Rontoknya bagian tanaman terjadi sebelum waktunya.
7. Perubahan bagian tanaman menjadi bagian tanaman yang menpunyai sifat berbeda, seperti bunga menjadi daun kembali contoh pada penyakit bulai pada jagung, terbentuknya anak daun kecil pada tulang daun.

3.      Prosedur Praktikum
            Praktikum ini dilakukan melalui survey di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. Mahasiswa langsung mengamati gejala-gejala penyakit yang menyerang   bagian tanaman, menggamrnya kemudian menamakan/mengelompokkan jenis penyakit seperti yang telah ditulis di bagian teori di atas. Mahasiswa juga diharapkan dapat mengelompokan penyebab penyakit dari factor biotic atau abiotik, dari golongan jamur, bakteri, nematode, virus dsb. Pengamatan sebaiknya diberikan gambar gejala penyakit.

4.         Pengamatan
No.
Gejala penyakit Nekrotik
Gejala penyakit Hiperplastik
Gejala penyakit
Hipoplastik
Faktor penyebab penyakit
Tanaman
1
Nekrose
-
-
hama
Jagung
2
Nekrose
-
-
Hama
Kacang panjang
3
-
-
Kerdil
(-)unsur hara
Jagung
4
-
-
Klorose
Radiasi mth
Kacang panjang
5
-
Kudis
-
virus
Kacang panjang
6
-
-
Kerdil
nematoda
Pisang
7
Nokrase
-
-

Timun
8
Layu
-
-
Kurang air
Jagung
9
Damping off
-
-
Jamur
Kedelai
10
Nokrase
-
-
-
Pisang
11
Nokrase
-
-
-
Kedelai
12
-
Menggulung
-
Hama
Kacang panjang

Dari pengamatan anda, berikan cara-cara pencegahan atau dan  pengendalian penyakit tersebut.
Pencegahan penyakit:
1.      Pengaturan pola tamam
a.       Pergiliran tanaman
b.      Waktu tanam
c.       Tanam serentak
2.      Teknik bercocok tanam
a.       Pengatur jarak tanam
b.      Penggenangan
c.       Perendaman biji
3.      Pemanfaatan musuh alami
a.       Melestarikan dan membiakkan musuh alami yang ada dengan memanipulasi lingkungan
b.      Mengimpor dan melepas musuh alami untuk mengendalikan hama pendatang maupun penetap
c.       Membiakkan secara massal dan melepaskan musuh alami.
4.      Pengendalian fisik dan mekanis
a.       Mematikan hama patogen
b.      Mengganggu fisiologinya dengan cara pemberian pestisida
5.      Penggunaan varietas tahan
Langkah ini merupakan pencegahan agar tidak terjadi penyakit pada tanaman.
6.      Penggunaan pestisida

4.      Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pengamatan di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan. Pada masing masing komoditi diatas banyak terserang penyakit baik melalui faktor biotik maupun abiotik.
1.      Faktor biotik antara lain; bakteri (kacang panjang, jagung, dan mentimun) Jamur (jagung dan kedelai) nematoda (pisang)
2.      Faktor abiotik antara lain; unsur hara (jagung, pisang dan kedelai) sinar matahari (kacang panjang)


                                                                                                Pekanbaru,  juni 2013
Dosen Pembimbing/Asisten Lab                                                      Praktikan,



(Ir. Muhammad Irfan, M.Sc )                                                      ( Lutfi Arifin)          
Lampiran
Nekrose  pada jagung

Nekrose pada kacang
Kerdil jagung

Klorase kacang

Kudis kacang panjang

Kerdil pada pisang

Nokrase timun

Layu jagung

Damping off kedelai

Nokrase pisang

Menggulung daun kacang panjang
Lubang pada kedelai




Comments

Popular posts from this blog

Profil Perusahaan PT Tunggal Perkasa Plantation

PT Tunggal Perkasa Plantation Inhu Riau Sejarah Perusahaan Pada tahun 1918 terdapat tiga perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dengan luas lahan 28.000 ha yang berada di Air Molek, Riau. Perusahaan tersebut adalah NV Cultur Maatachappij Indragiri milik Swiss, Indragiri Rubber Limited (IRL) dan Klawat Syndicate yang merupakan joint venture antara perusahaan Inggris dengan Strut Company Malaysia.  Ketiga perusahaan tersebut dinasionalisasikan oleh pemerintah Republik Indonesia (RI) pada tahun 1963 dan pengelolaannya diserahkan kepada PT Perkebunan Indragiri (PT PI) yang kemudian dilikuidasi kembali oleh pemerintah RI dan diserahkan kepada PT Kulit Aceh Raya Kapten Markam (PT Karkam). Pada tahun 1964 PT Karkam diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Setelah itu, pada tahun 1966 - 1968 perkebunan tersebut diserahkan kepada PT Aslam Karkam II (PT Askar II) dan pada tahun 1968 - 1969 perkebunan tersebut diserahkan kembali kepada PT Perkebunan Indragiri. Pada Tahun 1969 - 1971 per