LAPORAN
PRAKTIKUM MATAKULIAH
DASAR-DASAR
AGRONOMI
(PERKECAMBAHAN
BIJI)
DISUSUN
OLEH:
KELAS
IIA
KELOMPOK
II
Lutfi
Arifin (11282100207)
PROGRAM
STUDI AGOROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2013
KATA
PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan ini, dan kami buat dengan waktu yang telah di
tentukan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan dengan adanya penyusunan laporan seperti ini, pembaca dapat
belajar dengan baik dan benar mengenai Perkecambahan Biji.
Penulis mengucapkan
terimah kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi sumbangsi kepada kami dalam
penyelesaian laporan ini. Dan tentunya penulis juga menyadari, bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan pada laporan ini. Hal ini Karena keterbatasan kemampuan dari
penulis. Oleh karena itu, penulis senantiasa menanti kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak guna penyempurnaan laporan ini.
Semoga dengan adanya laporan ini
kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Amien.
Pekanbaru, Juni
2013
Penulis
Daftar Isi
Halaman Judul
Datar Isi
I.
PENDAHULUAN
a. Latar
Belakang
b. Tujuan
Praktikum
II.
TINJAUAN PUSTAKA
III.
BAHAN DAN METODE
a. Waktu
dan tempat
b. Bahan
dan alat
c. Metode
praktikum
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
V.
PENUTUP
a. Kesimpulan
b. saran
Daftar Pustaka
I.
PENDAHULUAN
a. Latar
Belakang
Perkecambahan (germination)
merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah.
Perkecambahan diawali dengan
penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun
media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang
disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji menyerap air dari
lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi
adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik. Kehadiran air di dalam sel
mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal. Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin meningkat.
Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan
dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan
memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan
muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Pada epigeal
hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong
ke permukaan tanah.
b. Tujuan
Praktikum
·
Untuk
memenuhi tugas praktikum mata kuliah Dasar Dasar Agronomi
·
Untuk
mengetahui pengaruh air terhadap dan biji kedelai
·
Mengetahui
proses air membantu perkecambahan
·
Mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Pada umumnya, tumbuh-tumbuhan memperbanyak diri
dengan menggunakan biji. Selain digunakan untuk membiakkan tanaman pada
penyerbukan sendiri, biji juga digunakan untuk menyerbuk secara meluas.
Dalam perkembangannya proses yang pertama dialami
oleh biji adalah perkecambahan. Perkecambahan biji merupakan proses pertumbuhan
embrio secara aktif yang menyebabkan terjadinya perobekan kulit biji dan
pemunculan tumbuhan muda. Peristiwa-peristiwa utama yang terjadi selama
perkecambahan biji yaitu imbibisi air, penggiatan enzim, inisiasi pertumbuhan
embrio, penyobekan kulit biji dan pemunculan unsure utama dari lembaga.
Biji akan berkecambah apabila syarat-syarat yang
diperlukan untuk perkecambahan terpenuhi. Faktor-faktor tersebut diantaranya
adalah air, oksigen, suhu, cahaya dan kelembaban.
Air merupakan salah stu faktor yang sangat berperan terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman. Air dibutuhkan oleh tanaman untuk bermacam-macam
kegiatan dan proses fisiologis yaitu sebagai:
a. Pelarut
dalam medium untuk reaksi kimia
b. Medium
untuk transport zat terlarut organik dan anorganik
c. Medium
yang memberikan turgor pada sel tanaman
d. Hidrasi
dan netralisasi muatan pada molekul-molekul koloid
e. Bahan
baku untuk fotosintesis dan proses hidrolisis
f. Evaporasi
air untuk mendinginkan permukaan tanaman (Gardner et al.,1991)
Saat benih dalam
kondisi istirahat, mempunyai kadar air yang rendah dan aktif secara
metabolisme.
Ketersediaan air dalam tanah mempunyai pengaruh yang
berbeda-beda terhadap perkecambahan benih. Secara umum, benih akan berkecambah
optimum pada kondisi kapasitas lapang. Jagung 30,5%, padi 26,5% dan gula bit
31% (akan mulai berkecambah pada kondisi kapasitas lapang) (Hunter dan
Erickson, 1952)
III.
BAHAN DAN METODE
a. Waktu
dan Tempat
Penelitian ini
dilaksanakan di Kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN SUSKA
Riau Pekanbaru. Tempat ini dipilih karena mempermudah
pengawasan serta sarana dan prasarana yang sudah tersedia, sedangkan tanah
pengujian diambil dari sekitar Gedung Al-Maidah sebagai lahan perkembangan
pertanian. Praktikum dimulai dari Hari Rabu, 5 Juni 2013, jam 16:00 dengan
langkah awal membuat medium tanam.
b. Alat
dan Bahan
Bahan-bahan yang
dibutuhkan dalam praktikum ini antara lain benih kedelai, pupuk kandang, dan
polibag. Adapun alat-alat yang digunakan adalah penggaris, camera, ember,
cangkul dan timbangan.
c. Metode
Praktikum
Persiapan
media
Media yang digunakan
untuk penanaman adalah tanah yang dicampur pupuk kandang secara merata dengan
perbandingan 1:1. Media tanam selanjutnya dimasukkan ke dalam
polybag sebanyak 3 kilogram untuk masing-masing polybag. Polybag yang telah
diisi media tanam, selanjutnya di siram sampai dengan kapasitas lapang.
Gambar
praktikan sedang mengayak tanah, sebagai persiapan media tanam
Penanaman
Benih
Setelah persiapan media
tanam selesai. Benih kedelai di beri perlakuan di rendam air selama 10 menit. Benih
kedelai ditanam pada kedua polybag sebanyak 3 biji pada masing-masing polybag.
Kemudian siram tanaman dengan perlakuan 2 hari sekali pada polybag 1. Dan 3
hari sekali pada polybag 2. Setelah itu, polybag yang telah di tanami benih
diberi naungan agar tidak terkena sinar matahari langsung. Kemudian amati dan
catat pertumbuhannya. Ukur tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman sampel pada
hari ke 3, 6, 9 dan 12.
Gambar
polybag yang diberi naungan
Pemeliharaan
Tanaman
1. Penjarangan
dan penyulaman
Kedelai mulai tumbuh pada hari 3-6.
Kenyataanya tidak semua biji yang ditanam dapat tumbuh dengan baik, sehingga
akan terlihat seragam. Untuk memaksimalkan penelitian, benih kedelai yang tidak
tumbuh sebaiknya diganti dengan benih benih yang baru.
2. Penyiangan
Penyiangan pada tanaman kedelai
dilakukan pada umur 2 minggu setelah tanam. Penyiangan dapat dilakukan dengan
cara mengikis atau mencabut gulma yang tumbuh pada sekitar tanaman dengan cara
mekanik yaitu mencabut langsung gulma dengan tangan.
3. Pengairan
dan Penyiraman
Kedelai menghendaki kondisi tanah yang
lembab tetapi tidak becek. Kondisi seperti ini dibutuhkan sejak benih ditanam
hingga pengisian polong. Kekurangan air pada masa pertumbuhan akan menyebabkan
tanaman kerdil, bahkan dapat menyebabkan menyebabkan kematian apabila
kekeringan telah melalui batas toleran. Penyiraman kedelai dilakukan perlakuan
yang berbeda antara kedua polybag. Polibag
I, diberi perlakuan penyiraman 2 hari sekali. Dan Polybag II, diberi perlakuan penyiraman 3 hari sekali.
4. Pengendalian
Hama Pengganggu Tanaman
a. Kerbau
Karena tempat penelitian berada di
sekitar gembalaan kerbau maka perlu dilakukan pencegahan. Kerbau merupakan
hewan pemakan rumput-rumputan sehingga itu berpotensi menggagalkan praktikum
ini. Pencegahan yang dilakukan yaitu memberi pagar pada sekeliling tanaman agar
tidak terjangkau oleh kerbau.
Gambar pemberian pagar pada tanaman
b. Ulat
pemakan daun
Ulat pemakan daun pada kedelai apabila
dibiarkan akan mengganggu proses fotosintesis. Karena proses fotosintesis
terjadi di daun, apabila dibiarkan terus menerus maka daun kedelai akan habis
dan hasil panen akan menurun bahkan gagal panen. Pengendalian dapat dilakukan
secara mekanik yaitu mengambil langsung ulat tersebut dan membunuhnya.
Gambar ulat pemakan daun
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tinggi
Tanaman
Tanaman uji yang digunakan selama penelitian adalah biji kedelai (Glycine
max (L) Merr.). Sampel ditentukan secara random, dibuat menjadi 2
kelompok dan diletakkan pada 2 polybag dengan media tanam yang sama. Selama
penelitian berlangsung, biji kedelai (Glycine max (L) Merr.) yang
berkecambah paling awal adalah pada polybag 1. Pada hari pertama semua biji di
masing-masing gelas belum mengalami perkecambahan. Biji kedelai (Glycine
max (L) Merr.) pada polybag 1 tumbuh pada hari ketiga setelah
penanaman, pada polybag 2 berkecambah di hari keempat setelah penanaman
sedangkan biji kedelai (Glycine max (L) Merr. Keterangan dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 1. Waktu Perkecambahan Biji Kedelai (Glycine max (L)
Merr.) pada masing polybag dengan perlakuan penyiraman yang berbeda
Pengamatan
|
Polybag 1
|
Polybag 2
|
Hari 3
|
3
|
0
|
Hari 6
|
6
|
5
|
Hari 9
|
10
|
9
|
Hari 12
|
14
|
12
|
B. Pembahasan
Berdasarkan tabel
pengamatan, biji kedelai (Glycine max (L) Merr.) pada media tanam
polybag 1 berkecambah paling cepat karena penyiraman dilakukan dengan perlakuan
1 hari sekali, sehingga terbentuk kelembapan yang lebih lama dan lebih baik
dari pada media tanam polybag 2, karena penyiraman dilakukan 2 hari sekali
sehingga tanaman kekurangan air untuk proses perkecambahannya. selain itu media
tanam polibag 2 memiliki kerapatan yang tinggi sehingga sulit untuk ditembus
oleh akar tanaman yang masih muda.
Gambar
perkecambahan kedelai (sumber: wikipedia.com)
B. Jumlah
Daun
Hasil pengamatan pada buku (nodus) pertama tanaman
yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua
buku di atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun
tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai agak
panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau.
Permukaan daun berbulu halus (trichoma) pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan
muncul pada ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan gugur,
mulai dari daun yang menempel di bagian bawah batang.
Air
sangat penting bagi pertumbuhan tumbuhan.tumbuhan memerlukan air untuk :
1.
Menentukan laju fotosintesis.
2.
Sebagai medium berbagai reaksi enzimatis.
3.
Membantu dan mempercepat proses perkecambahan biji.
4.
Sebagai pelarut universal.
5.
Mengangkut unsur hara maupun hasil fotosintesa.
Proses
air membantu perkecambahan:
- Air masuk secara imbibisi
- kulit biji menjadi
lunak
- perkembangan embrio dan
endosperma
- kulit biji pecah, radical keluar.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkecambahan biji antara lain :
a. Faktor internal
a. Gen
b. Hormon
b. Faktor eksternal
Antara lain : Air, Cahaya matahari, Suhu, Nutrient, Ph, Ketinggian
tempat, Oksigen, karbon dioksida, Kelembapan dan Angin
Pengmatan
|
Polybag 1
|
Polybag 2
|
Hari 3
|
2
|
0
|
Hari 6
|
5
|
2
|
Hari 9
|
8
|
5
|
Hari 12
|
11
|
8
|
c. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah di
lakukan, dapat di simpulkan :
·
Air
dapat mempercepat proses perkecambahan pada suatu biji.
·
Kadar/jumlah
air yang diberikan mempengaruhi tinggi kecambah, sehingga lama proses
perkecambahan dan panjang batang dari masing-masing gelas berbeda-beda.
·
Memilih biji yang masih segar sehingga dapat memaksimalkan
penelitian. Kondisi pencahayaan lebih dimaksimalkan baik penempatan di tempat
terang maupun gelap.
B. Saran
1. Perlu
adanya penggunaan pupuk kandang dengan berbagai dosis, karena pada praktikum
ini menggunakan dosis yang sama.
2. Penggunaan
pupuk kandang dalam budidaya kedelai harus dilakukan dengan tehnik pertanian
yang berwawasan lingkungan.
Daftar Pustaka
Bertham,
Yudhi Harini. 2002. Respon Tanaman
Kedelai Terhadap Pemupukan Fosfor dan Kompos Jerami pada Tanah Ultisol.
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Volume
4, No. 2, Hlm. 78-83
Handoko,
Yudhi. 2000. Tehnik Budi Daya Kedelai.
Pustaka Setia: Jakarta
Azra,
Azyumardi. 2002. Meraup Untung dari
Olahan Kedelai. Logos: Yogyakarta
Mapegau.
2006. Pengaruh Cekaman Air Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai. Jurnal Ilmiah Pertanian KULTURA.
Volume 41, No 1.
Blognya sangat membantu gan, terimakasih.. :D
ReplyDeleteJangan lupa Kunjungi juga :
http://v_jar.student.ipb.ac.id
http://repository.ipb.ac.id