Skip to main content

laporan genetika



LAPORAN PRAKTIKUM MATAKULIAH
GENETIKA



Description: uin_baru.jpg



DISUSUN OLEH:
KELAS IIA
KELOMPOK II
Anwar (11282104548)
Ariful yadi (11282100617)
Elsy Eka Putri (11282204124)
Ismayuni (11282200514)
Lutfi Arifin (11282100207)
Novi Kurniawati (11282200663)
Welda sari (11282200170)


PROGRAM STUDI AGOROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2013

KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini, dan kami buat dengan waktu yang telah di tentukan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya penyusunan laporan seperti ini, pembaca dapat belajar dengan baik dan benar Praktikum Genetika.
Penulis mengucapkan terimah kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi sumbangsi kepada kami dalam penyelesaian laporan ini. Dan tentunya penulis juga menyadari, bahwa  masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan pada laporan ini. Hal ini Karena keterbatasan kemampuan dari penulis. Oleh karena itu, penulis senantiasa menanti kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna penyempurnaan laporan ini.
Semoga dengan adanya laporan ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Amien.                                                             


Pekanbaru, April 2013



Penulis







Daftar Isi
Kata pengantar
Daftar isi
Daftar Tabel
Materi I Teori peluang dan uji khi-kuadrat dalam percobaan genetika
Materi II: Hukum mendel
Materi III: Analogi pembelahan mitosis dan meiosis
Materi IV : Pembuatan karyotipe
Materi V : Pautan gen dan pemetaan kromosom
Materi VI : Alel ganda dan frekuensi gen
Daftar pustaka
Daftar Tabel
1.      Hasil pembentukan gamet dari individu heterozigot Aa (monohibrid
2.      Penggabungan gamet hasil perkawinan (A1a1 x A2a2)
3.      Segregasi alel pada waktu pembentukan gamet
4.      Perbandingan genotip menurut X2
5.      Perbandingan fenotipe menurut X2
6.      Segregasi dan pengelompokan alel dari pasangan gen yang berbeda pada waktu pembentukan gamet
7.      Perbandingan fenotipe pada F2 menuurut uji X2
8.      Fenotipe F2 percobaan Mendel dari berbagai sifat monohibrid
9.      Genotipe pada sistim golongan darah ABO serta antigen dan antibodinya
10.  Klasifikasi dan distribusi golongan darah praktikan genetika 2013
11.  Nilai X2

MATERI I
Teori Peluang dan Uji Khi-kuadrat Dalam Percobaan Genetika
A.           Tujuan Pratikum
Percobaan ini bertujuan :
·         Menghitung peluang dan menghitung uji Khi-kuadrat
·         Menggunakan uji Khi-kuadrat dalamanalisis genetika Mendel

B.            Latar Belakang
Salah satu mengapa Mendel berhasil membuat suatu metode pewarisan yang kebenarannya diakui sampai saat ini adalah memanfaatkan metode-metode matematis untuk membantu menganalisis data yang dihasilkan. Untuk lebih mudah dan cepat dalam memahami nisbah genetic (fenotipe, genotype) generasi F2 percobaan Mendel dapat dihitung menggunakan kaidah-kaidah peluang.
Dalam membuat kesimpulan tentang populasi, umumnya diperoleh dari data penelitian secara sampling. Untuk itu diperlukan suatu uji matematis/stayistic agar dapat menganalisis data dan membuat kesimpulan dengan baikpada tingkay/selang kepercayaan tertentu.Salah satu uji statistic yang sering digunakan dalam menganalisa data percobaan genetika adalah Uji Khi-Kuadrat.
Peluang munculnya suatu kejadian
Peluang adalah ukuran dari kemungkinan, dan didefinisikan sebagai berikut: Peluang (A)   =
Nilai peluang berkisar dari 0 (tidak mungkin terjadi) sampai dengan 1 (pasti terjadi). Bila sebuah mata uang logam yang kedua sisinya setimbang, salah satu sisi diberi tanda A dan sisi yang lain diberi tanda a, maka peluang munculnya sisi A =  Peluang tersebut didapat dari kebanyakan sisi A (=1) dibagi dengan banyaknya sisi yang teerdapat pada mata uang tersebut (=2). Peluang yangsama juga berlaku untuk sisi a =
Peluang dua kejadian bebas
Kejadian A bebas dari kejadian B bila : artinya timbul kejadian A tidak dipengaruhi oleh munculnya kejadian B. Dua mata uang yang dilemparkan secara bersamaan akan merupakan dua kejadian yang bebas satu sama lain. Munculnya sisi A pada mata uang pertama tidak akan mempengaruhi munculnya salah satu sisi pada mata uang yang kedua. Dalam hal ini, peluang munculnya secara serempak sisi A1 pada mata uang pertama dan sisi a2 pada mata uang yang kedua adalah : P(A1 a2) = P (A) x P (a2). Hal yang sama akan berlaku pada proses perkawinan. Jenis alel pada gamet betina (sel telur) tidak mempengaruhi jenis alel gamet jantan (sperma/serbuk sari) yang akan membuahi, dan sebaliknya.
Uji Khi-Kuadrat
Dalam kaji genetik kita akan dihadapkan pada pendugaan frekuensi teoritik berdasarkan penyebaran data pengamatan, misalnya untuk kasus I (I= 1,2,3,...,k) diketahui frekuensi teoritik sama dengan n1,n1,...nk dan (N1+N2+...+Nk= N). Bila data itu mengikuti frekuensi teoritik maka sebaran harapan data sama dengan  (n1 x N), (n2 x N),...,(nk x N).Untuk memutuskan dapat diterima atau tidaknya bahwa sebaran pengamatan sama dengan sebaran harapan dilakukan pengujian dengan menggunakan criteria statiska X2 (khi-kuadrat) sebagai berikut :
a.    Bila X2 hitung < X2db α, maka diterima bahwa sebaran pengamatan tidak berbeda nyata dengan sebaran harapan.
b.    Bila X2 hitung > X2db α, maka sebaran pengamatan berbeda dari sebaran harapan.
Nilai X2 db α: dapat ditemukan pada table sebara Khi-Kuadrat, dimana db (derajat bebas) =k-1; dan α ditentukan berdasarkan keperluan, biasanya α = 0,05 (atau selang kepercayaan 95%).
C.    Metode Percobaan
1.      Alat dan bahan
ü  Satu koin mata uang yang seimbang, masing-masing sisi diberi tanda A dan a.
ü  Dua koin mata uang yang sisinya diberi tanda (A1 dan a1) untuk mata uang pertama dan (A2 dan a2) untuk mata uang yang kedua.
ü  Spidol permanent/marker.

2.      Prosedur kerja
a.       Peluang satu kejadian
Lemparkan mata uang.Setiap sisi yang muncul kepermukaan dicatat dan dianggap sebagai alel yang dikandung oleh gamet yang dihasilkan. Misalnya bila muncul sisi A maka dianggap bahwa gamet yang dihasilkan mengandung alel A. Lemparan diulang sampai 100 kali dan hitung banyaknya pemunculan masing-masing sisi. Kemudian uji apakah penyebaran data sesuai dengan hipotesis bahwa peluang kedua alel adalah sama, atau P(A) = P9a) = ½.

b.      Peluang dua kejadian bebas
Lemparkan secara serentak dua koin mata uang dan catat kombinasi sisi mata uang yang muncul (yaitu A1A2, A1a2, a1A2, a1a2). Lakukan pencatatan untuk masing-masing kombinasi dari 100 kali pelemparan, kemudian uji apakah kemunculan sisi dari setiap mata uang bebas satu sama lain atau tidak.


D.    Hasil Pengamatan
Tabel 1. hasil pembentukan gamet dari individu heterozigot Aa (monohibrid)
No
Gamet / alel (sisi koin)
Hasil percobaan
jumlah
1
A
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIII
49
2
A
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII I
51
Total


100

No 
Gamet
Pengamatan
Hipotesis
Harapan
Khi-kuadrat
1
A
49
50
0,02
2
A
51
50
0,02
Total

100

100
0,04
Keterangan
Harapan =
=
= 50
Khi-Kuadrat = 
=
= 0,02
Derajat bebas (db) = kelas – 1
          = 2 -1
          = 1
Db= 3,84
Jadi, berdasarkan data di atasX2 hitung <X2db α, maka diterima bahwa sebaran pengamatan tidak berbeda nyata dengan sebaran harapan.
Tabel 2. penggabungan gamet hasil perkawinan (A1a1 X A2a2)
No
Genotipe/pasangan alel/ pasangan sisi koin
Hasil percobaan
Jumlah
1
 A1A2
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII II
37
2
 A1a2
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIII
29
3
 a1A2
IIIII IIIII IIIII IIII
19
4
 a1a2
IIIII IIIII IIIII
15
Total


100

Tabel uji X2
No
Gamet
Pengamatan
Hipotesis
Harapan
Khi-Kuadrat
1
A1A2
37
25
5,76
2
A1a2
29
25
0,64
3
a1A2
19
25
1,44
4
a1a2
15
25
4
Total

100

100
11,84
Keterangan:
-          Harapan =
= 25
-          Khi Kuadrat
-Khi-Kuadrat = 
=
= 5,76
-Khi-Kuadrat = 
=
= 1,44

-Khi-Kuadrat = 
=
= 0,64
-Khi-Kuadrat = 
=
= 4



Derajat bebas = kelas-1
            = 4-1
            = 3
Db tabel= 7,81
Jadi, berdasarkan data di atas X2 hitung> X2db α, maka sebaran pengamatan berbeda dari sebaran harapan, sehingga data tidak dapat diterima.
E.     Pertanyaan dan Tugas
1.      Berapa peluang untuk masing-masing sisi sebuah dadu?(berisi enam)
2.      Bila tiga buah dadu dilempar secara bersama-sama, berapa peluang munculnya mata dadu secara bersamaan pada ketiga buah dadu tersebut?
Jawab
1.      Satu dadu (6 sisi)
No
Gamet/alel(sisi dadu)
Hasil Percobaan
Jumlah
1
1
IIII IIII IIII II
17
2
2
IIII IIII IIII IIII
20
3
3
IIII IIII
10
4
4
IIII IIII IIII IIII III
23
5
5
IIII IIII IIII IIII
19
6
6
IIII IIII I
11
Total
100


No
Gamet
Pengamatan
Harapan
Deviasi
d2
X2
1
1
17
16,6
-0,4
0,16
0,01
2
2
20
16,6
3,4
11,56
0,69
3
3
10
16,6
6,6
43,56
2,62
4
4
23
16,6
-6,4
40,96
2,47
5
5
19
16,6
-2,4
5,76
0,34
6
6
11
16,6
5,6
31,39
1,89
Total
8,02

Jadi peluang pada mata dadu tersebut ialah :
1/6 = 0.16

2.      Peluang =
 =
= 0,17

F.     Pembahasan
Dari hasil pengamatan telah didapat data pada pelemparan satu uang logam sebanyak 100x lemparan, diperoleh data yang signifikan karena di dapat: X2hitung < X2tabel sehingga lemparan sesuai perbandingan A : G = 1 : 1
Pelemparan dua uang logam sebanyak 100x pelemparan tidak dapat diterima karena , berdasarkan data di atas X2 hitung> X2db α, maka sebaran pengamatan berbeda dari sebaran harapan, sehingga data tidak dapat diterima.
tetapi, sebagian besar percobaan yang dilakukan datanya diterima atau signifikan karena semua lemparan yang dilakukan sesuai dengan perbandingan.

G.    Kesimpulan
1.      Probabilitas atau istilah lainnya kemungkinan, kebolehjadian, peluang dan sebagaimya umumnya digunakan untuk menyatakan peristiwa yang belum dapat dipastikan.
2.      Dalam praktikum ini menggunakan suatu uji yang dikenal dengan uji X2 dan memperhatikan besarnya sampel dan jumlah peubah.Teori kemungkinan banyak digunakan dalam ilmu Genetika.

MATERI II
Hukum Mendel

A.    Tujuan Pratikum
Percobaan ini bertujuan untuk menjelaskan prinsip dan proses segregasi serta menjelaskan prinsip dan proses perpaduanbebas.
B.     Latar Belakang
Sebelum abad ke-20, pewarisan sifat dari tetua kepada keturunannya dipahami sebagai “blending inheritance” atau pewarisan campuran.Sifat yang diperlihatkan oleh keturunan adalah campuran dari sifat kedua tetuanya. Jadi bunga berwarna ungu, jika disilangkan dengan bunga berwarna putih akan menghasilkan bunga berwarna campuran (ungu muda). Namun teori ini gugur setelah Gregor Mendel melakukan serangkaian percobaan yang kemudian meletakkan prinsip-prinsip genetika yang kita kenal sekarang.
Teori pewarisan sifat yang dirumuskan oleh Mendel dari rangkai percobaan yang dilakukan diawali oleh kemauan dan kemampuan untuk mempersiapkan bahan-bahan persilangan.Pekerjaan yang dilakukan pada tahapan persiapan ini adalah mengoleksi/mengumpulkan berbagai jenis kacang-kacangan diantaranya Pisum sativum.Kemudian dari koleksi ercis yang menyerbuk sendiri selama beberapa generasi ini, ia mengamati dan memilih tujuh sifat-sifat yang memiliki ciri-ciri yang mudah dibedakan, yaitu warna bunga ungu dan putih, letak bunga yang axial dengan terminal, batang pendek dengan tinggi, warna biji hijau dengan kuning, bentuk biji yang licin dan keriput, dan sifat polong yang pecah dengan tetap melekat pada batang setelah matang.
Hasil persilangan dari ketujuh sifat yang diamati menunjukkan bahwa selalu diperoleh keturunan yang sifatnya seragam mengikuti salah satu tetua.Jadi persilangan ercis berbunga ungu dengan yang putih menghasilkan keturunan ercis berbunga ungu saja, walaupun dilakukan persilangan resiprok.Harus diingat bahwa saat itu belum ada informasi mengenai inti sel, kromosom, apalagi mengenai gen didalamnya. Mendel menyimpulkan bahwa ada suatu faktor/satuan pewarisan yang kita kenal sekarang sebagai gen yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sifat yang muncul dari suatu tetua dikatakan dominan, sedangkan sifat yang tersembunyi disebut resesif.Untuk yang mewariskan sifat dominan seperti warna bunga ungu, Mendel menetapkan lambang P (huruf besar), sedangkan untuk yang resesif dilambangkan dengan p (huruf kecil).
Setiap individu tanaman memiliki dua factor (sepasang) untuk masing-masing sifat yang kemudian dikenal dengan istilah sepasang alel, satu berasal dari tetua jantan dan yang lain dari tetua betina. Dalam penggabungan (pembuahan) setiap faktor tetap utuh dan selalu mempertahankan identitasnya. Pada saat pembentukan gamet, setiap faktor dapat bersegregasi/berpisah kembali dalam jumlah yang sama. Konsekuensinya setiap gamet akan membawa satu anggota dari sepasang faktor. Ini kemudian dikenal sebagai hkum Mendel I (equal segregation) yaitu setiap alel dari sepasang alel akan memisah sewaktu pembentukan gamet dalam jumlah yang seimbang/sama.
Setelah percobaan di atas, Mendel melakukan persilangan antara individu-individu zuriat generasi pertama (F1) yang seragam itu (sifat dominan) dan diperoleh zuriat F2.Zuriat generasi F2 ini tidak lagi seragam, ada yang memiliki sifat salah satu tetua (dominan) dan ada yang memiliki sifat tetua yang lain(resesif). Perbandingan fenotipe F2 pada monohybrid untuk sifat dominan : resesif = 3 : 1 terjadinya karena ada proses penggabungan secara acak gamet-gamet betina dan jantan dari tanaman F1 pada saat pembuahan/fertilisasi yang didahului oleh proses penyerbukan.
Percobaan berikutnya yang menggunakan dua sifat beda(dihibrid) seperti biji warna kuning dengan bentuk biji bulat. Persilangan tetua berbiji kuning–bulat dengan tetua hijau keriput pada generasi pertama akan menghasilkan kedua sifat tersebut yaitu biji kuning dan bulat, tetapi generasi keduanya akan menghasilkan nisbah fenotipe 9 kuning-bulat, 3 kuning-keriput, 3 hijau-bulat, dalam satu hijau-keriput. Ternyata selain muncul sifat-sifat tetua, muncul juga sifat-sifat baru yang merupakan gabungan sifat dari tetua muncul juga sifat-sifat baru yang merupakan gabungan sifat dari tetua yang satu dengan lain. Kenyataan inilah yang mendasari hukum Mendel II (independent assortment) bahwa alel-alel dari pasangan gen berbeda akan memisah dan mengelompok secara bebas sewaktu pembentukan gamet.
C.    Metode Percobaan
a.       Alat dan bahan
ü  Kancing merah dan kancing putih atau kancing sembarangan dan kancing temple (studi) masing-masing sebanyak 100 buah.
ü  Kancing belang merah-kuning, merah-hitam, putih kuning, dan putih hitam masing-masing sebanyak 100 buah.
ü  Kotak karton sebanyak 2 buah ( gamet jantan dan betina)

b.      Prosedur kerja
Ø  Hukum Mendel I
1.Tandai kancing merah dengan lambang M untuk gen penentu warna merah dan kancing putih dengan lambang m untuk penentu gen warna putih.
2.Pisahkan 50 kancing merah kekotak jantan dan 50 sisanya kekotak betina demikian juga dengan kancing putih.
3.Aduk isi kotak dengan cara menggoyangkan agar kaedah acak tercapai. Dengan demikian begitu peluang pengambilan kancing merah dan kancing putih dalam satu kotak sama.
4.Ambil satu buah kancing dari kotak jantan dan betina secara bersamaan dan catat kombinasi alel yang diperoleh sampai 50 pengambilan.
5.Ulangi pengambilan sebanyak satu kali dengan prosedur yang sama.
6.Tentukan perbandingan genotip dan fenotipe kombinasi yang diperoleh.
7.Bandingkan data pengamatan kelompok dengan data yang seharusnya menurut Mendel menggunakan uji X2 tarik kesimpulan.
Ø  Hukum Mendel II
Masing-masing kancing berwarna belang (merah-kuning, merah-hitam, putih-kuning dan putih-hitam) merupakan hasil segregasi dua sifat beda (dihibrid) misalnya bentuk biji yang ditenyukan oleh alel A dan a, warna kulit biji yang ditentukan oleh alel B dan b.
1.        Beri lambang A untuk warna merah dan a warna putih
2.        Beri lambang huruf B untuk warna kuning dan b untuk warna hitam
3.        Sediakan kancing berwarna belang, masing-masing sebanyak 100 buah, masukkan 50 buah ke dalam kotak jantan dan 50 sisanya ke kotak betina
4.        Ambil satu buah kancing dari kotak jantan dan betina secara bersamaan dan catat kombinasi alel yang diperoleh sampai 50 pengambilan
5.        Ulangi pengambilan sebanyak satu kali dengan prosedur yang sama
6.        Bandingkan data pengamatan kelompok dengan data yang seharusnya menurut Mendel menggunakan uji X2 tarik kesimpulan
D.    HasilPengamatan
Tabel 3. Segregasi alel pada waktu pembentukan gamet
Kombinasi Alel
Pengamatan
Jumlah
MM
IIIII IIIII IIIII
15
Mm
IIIII IIIII IIIII IIIII
20
Mm
IIIII IIIII IIIII
15
Tabel 4. Perbandingan genotipe menurut uji X2
Genotype
Pengamatan
Harapan
X2
MM
15
12,5
0,4
Mm
20
25
1
Mm
15
12,5
0,4
Total


1,8

-Harapan  =
              = 12,5
-Harapan = 
             = 25

-       Khi-Kuadrat = 
=
= 0,4
-     Khi-Kuadrat = 
=
= 1
Db = kelas – 1
      = 3-1
      = 2
Db = 5,99
Jadi, berdasarkan data di atas X2 hitung <X2db α, maka diterima bahwa sebaran pengamatan tidak berbeda nyata dengan sebaran harapan.
Tabel 5. perbandingan fenotipe menurut uji X2
Fenotipe
Pengamatan (P)
Harapan (H)
Khi-Kuadrat
Merah
35
37,5
0,167
Putih
15
12,5
0,50
Total
50

0,667

-Harapan  =
              = 37,5
-Harapan  =
              = 12,5

-       Khi-Kuadrat = 
=
= 0,167
-       Khi-Kuadrat = 
=
= 0,5
Db= 1
Db=3,84
Jadi, berdasarkan data di atas X2 hitung <X2db α, maka diterima bahwa sebaran pengamatan tidak berbeda nyata dengan sebaran harapan.
Tabel 6. segregasi dan pengelompokan alel dari pasangan gen yang berbeda pada waktu pembentukan gamet
Kombinasi Alel
Pengamatan
Jumlah
AABB
IIIII
5
AABb
II
2
Aabb
IIIII
5
AaBB
IIIII III
8
AaBb
IIIII IIII
9
Aabb
IIIII IIIII
10
AaBB
IIII
4
AaBb
IIII
4
Aabb
III
3

Tabel 7. Perbandingan fenotipe pada F2 menurut uji X2
Kombinasi Alel
Pengamatan
Harapan
(P-H)2/H
A_B_
24
28
0,5
A_bb
15
9,5
3,2
aaB_
8
9,5
0,2
Aabb
3
3
0



3,9

-Harapan  =
              = 28,125
-Harapan  =
              =9,375
-Harapan  =
              =9,375
-Harapan  =
              =3,125

Db = 3
Db = 7,81
Jadi, berdasarkan data di atas X2 hitung <X2db α, maka diterima bahwa sebaran pengamatan tidak berbeda nyata dengan sebaran harapan.

Tabel 8. Fenotipe F2 percobaan mendel dari berbagai sifat monohybrid
No
Sifat
Ciri dominan
Cri resesif
Nisbah sebenarnya dominan : resesif
1
Bentuk biji
Bulat = 5474
Keriput = 1850
2.96 : 1
2
Warna biji
Kuning = 6022
Hijau = 2001
3.01 : 1
3
Tinggi tanaman
Tinggi = 787
Pendek = 277
2.84 : 1
4
Warna petal
Ungu = 705
Putih = 224
3.15 : 1
5
Letak bunga
Aksial = 651
Terminal = 207
3.14 : 1
6
Warna polong
Hijau = 428
Kuning = 152
2.82 : 1
7
Bentuk polong
Penuh = 882
Kisut = 299
2.95 : 1
E.     Pertanyaan dan tugas
1.   Apa yang akan terjadi jika tanaman ercis yang di gunakan Mendel bukan hasil penyerbukan sendiri selama beberapa generasi ?
2.   Jelaskan Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II !
3.   Jelaskan kaitan Hukum Mendel II dengan proses meiosis !
4.   Pada percobaan monohybrid, Mendel mendapatkan hasil sebagaimana pada Tabel  1.6. lakukan uji Khi-Kuadrat, apakah masing-masing sifat yang diperoleh Mendel diatas sesuai dengan nisbahciri dominan : ciri resesif = 3 : 1 (3/4 ciri dominan : 1/4 ciri resesif)
Jawab
1.         Maka Mendel tidak bisa mengamatinya karena tidak berpaduan bebas
2.         Hukum mendel I (Hukum Segregasi)
Gen-gen dari suatu pasangan gen bersegregasi atau berpisah satu terhadap lainnya ke dalam gamet-gamet sehingga setengah gamet membawa salah satu gen dan setengah gamet lainnya membawa gen lainnya dari pasangan gen tersebut.
Hukum Mendel II (Hukum Perpaduan Bebas)
Pada waktu pembentukan gamet segregasi salah satu pasangan gen bebas dari pasangan gen lainnya.
3.         Proses meiosis berlangsung pada saat pembentukan gamet, dan hukum-hukum Mendel juga berhubungan dengan proses pembentukan gamet antara lain:
a.         Pada saat meiosis terjadi berpasangan kromosom homolog, yang setara dengan adanya sepasang gen yang mengendalikan suatu sifat tanaman.
b.        Kromosom homolog akan berpisah bermigrasi ke dua kutub yang berbeda, dan hal ini setara dengan hukum segregasi.
c.         Semua kromosom bebas bermigrasi kekutub yang berbeda, hal ini setara dengan hukum perpaduan bebas.
4.         Ya, sesuai karena berdasarkan data di atas X2 hitung <X2db α, maka diterima bahwa sebaran pengamatan tidak berbeda nyata dengan sebaran harapan.
F.     Pembahasan
Dalam percobaan hukum mendel I, dilakukan persilangan monohibrid yaitu warna biji. Warna biji merah (MM) bersifat dominan yang disimbolkan dengan kancing genetik warna merah, dan warna biji putih (mm) bersifat resesif disimbolkan dengan kancing genetik warna putih.Persilangan antara kancing merah (MM) dengan kancing putih (mm) diperoleh F1 yang 100% berwarna merah (Mm).Karena kancing merah bersifat dominant.Jika F1 disilangkan dengan sesamanya (F1), maka diperoleh tiga macam fenotipe yaitu merah-merah, merah-putih, dan putih-putih.Dengan genotif untuk merah (MM), merah-putih (Mm), dan putih-putih (mm).Menurut hukum Mendel I, perbandingan fenotipe untuk persilangan monohibrid pada F2 adalah 3:1.
Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan, untuk pengambilan 50x diperoleh data, yaitu untuk warna merah-merah sebanyak 15 kali, warna merah-putih sebanyak 20 kali, dan warna putih-putih sebanyak 15 kali. Sehingga diperoleh perbandingan 15:20:15 yang mendekati angka ratio 1:2:1. Dengan deviasi 1,5 untuk merah, -1,5 untuk putih. Deviasi menyatakan besarnya penyimpangan hasil pengamatan terhadap besarnya harapan.Kalau nilai deviasi mendekati angka 1 maka data yang diharap makin bagus, dan pernyataan fenotif tentang karakter yang diselidiki mendekati sempurna. Tapi kalau perbangdingan o/e makin menjauhi angka 1, data itu buruk, dan pernyataan fenotif tentang karakter yang diselidiki berarti dipengaruhi oleh faktor lain. Dari hasil percobaan yang dilakukan, didapatkan perbandingan fenotif yaitu1:2:1 (1MM:2Mm:1mm). Kancing bergenotife MM dengan Mm dikatakan berfenotife sama, yaitu merah menjadi karakter dominan. Dengan demikian terbukti bahwa untuk persilangan monohibrid diperoleh perbandingan fenotipe 3:1.
Dari percobaan yang dilakukan kali ini dilakukan persilangan dihibrid (persilangan dengan dua sifat beda) yaitu antara bentuk dan warna biji. Dalam hal ini warna gen merah (A) pembawa sifat untuk biji bulat dan dominant terdapat putih (a). Sedangkan warna gen kuning (B) adalah pembawa sipat untuk warna biji kuning dan dominant terhadap warna hitam (b). Persilangan antara biji bulat berwarna kuning (BBKK, yang diwakili kancing genetik berwarna merah dengan biji berwrna hitam (bbkk) diperoleh F1 yang 100% berwarna bulat berwarna Kuning (BbKk), karena biji bulat dan biji berwarna kuning bersifat dominant terhadap biji kisut dan biji berwarna hitam.
Menurut hukum Mendel II, perbandingan fenotipe untuk persilangan dihibrid pada F2 adalah 9:3:3:1. Hasil dari percobaan yang dilakukan, untuk pengambilan 50x diperoleh data rasio fenotifnya, yaitu sifat Bulat-kuning sebanyak 24 kali, sifat Bulat-Hitam sebanyak 15 kali, dan sifat Keriput-kuning sebanyak 8 kali dan keriput-hitam sebanyak 3 kali. Sehingga diperoleh perbandingan 9:3:3:1.

G.    Kesimpulan
Ø  Gen merah bersifat dominant terhadap gen putih, sehingga gen putih tertutupi oleh gen merah karena gen putih bersifat resesif. Pada F1 menghasilkan semuanya (100%) merah. Sedangkan pada F2, persilangan antara F1xF1 maka diperoleh tiga macam fenotipe yaitu merah-merah, merah-putih, dan putih-putih. Dengan genotif untuk merah (MM), merah-putih (Mm), dan putih-putih (mm). dengan perdandingan fenotif 1:2:1. Perbandingan fenotipe untuk persilangan monohibrid pada F2 adalah 3:1. Karena gen merah dominant.
Ø  Hukum Mendel II disebut hukum pengelompokan gen secara bebas. Perkawinan dihibrid menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip 9:3:3:1. Gen yang bersifat dominant akan menutupi gen yang bersipat resesip. Tujuan dari persilangan dua sifat beda adalah untuk mempelajari hubungan antara pasangan-pasangan alelnya dari karekter tersebut.


Comments

Popular posts from this blog

Profil Perusahaan PT Tunggal Perkasa Plantation

PT Tunggal Perkasa Plantation Inhu Riau Sejarah Perusahaan Pada tahun 1918 terdapat tiga perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dengan luas lahan 28.000 ha yang berada di Air Molek, Riau. Perusahaan tersebut adalah NV Cultur Maatachappij Indragiri milik Swiss, Indragiri Rubber Limited (IRL) dan Klawat Syndicate yang merupakan joint venture antara perusahaan Inggris dengan Strut Company Malaysia.  Ketiga perusahaan tersebut dinasionalisasikan oleh pemerintah Republik Indonesia (RI) pada tahun 1963 dan pengelolaannya diserahkan kepada PT Perkebunan Indragiri (PT PI) yang kemudian dilikuidasi kembali oleh pemerintah RI dan diserahkan kepada PT Kulit Aceh Raya Kapten Markam (PT Karkam). Pada tahun 1964 PT Karkam diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Setelah itu, pada tahun 1966 - 1968 perkebunan tersebut diserahkan kepada PT Aslam Karkam II (PT Askar II) dan pada tahun 1968 - 1969 perkebunan tersebut diserahkan kembali kepada PT Perkebunan Indragiri. Pada Tahun 1969 - 1971 per